tirto.id - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Arif Baharudin menjelaskan, beberapa langkah yang akan diambil pemerintah untuk menstabilkan pertumbuhan dari ancaman turunnya daya beli yaitu percepatan realisasi konsumsi.
"Misalnya mempercepat realisasi belanja kementerian/lembaga, terutama belanja bantuan sosial seperti PKH dan kesehatan, serta belanja non operasional," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Jumat, (14/2/2020).
Selain itu, pihaknya juga akan mendorong pusat-pusat pariwisata melalui berbagai program pendukung, seperti percepatan pembangunan lima destinasi pariwisata super prioritas. Seperti Danau Toba, Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika.
"Pemerintah juga akan menyiapkan kebijakan fiskal dan non-fiskal untuk menstimulasi sektor pariwisata," kata dia.
Selain dua strategi tadi, pemerintah RI juga akan mendorong dan mempercepat belanja padat karya untuk kegiatan produktif yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti belanja infrastruktur di pusat dan daerah.
Kemudian, ada upaya pengoptimalan peran APBN sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespons situasi ekonomi dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali.
"Tentu akan mempercepat realisasi belanja di sektor infrastruktur, pengoptimalan APBN. Kemudian strategi mempercepat penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk perluasan sasaran," terang dia.
Dampak penyebaran Corona berimbas ke Indonesia setelah diberlakukannya larangan penerbangan dari/ke Cina. Pergerakan penumpang masuk asal Cina mencapai puncak di tanggal 25 Januari 2020 dan mengalami penurunan drastis hingga saat ini jumlah penumpang Cina mencapai kurang dari 500 orang.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali