tirto.id - Kementerian ESDM berencana membahas kontrak pengelolaan Blok Corridor pada September 2018 ini. Blok Corridor adalah blok yang sudah akan habis masa kontraknya (terminasi) pada 19 Desember 2023. Saat ini hak pengelolaan operasional masih dipegang oleh ConocoPhillips.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ediar Usman mengatakan Pertamina telah berminat untuk mengambil alih hak pengelolaannya. Minat itu ditunjukkan dengan permintaan izin Pertamina untuk membuka data (open data) Blok Corridor. Namun, Pertamina saat ini belum mengajukan proposal rencana kerja pengelolaan Blok Corridor.
"Kalau buka data mestinya iya berminat karena kan berarti ada kemauan, tapi belum masuk proposalnya (Pertamina). Kita lihat saja nanti," ujar Ediar di Kementerian ESDM Jakarta pada Selasa malam (5/9/2018).
Edier juga tidak bisa memberikan pernyataan pasti mengenai proposal kerja lanjutan ConocoPhillips ke depan di Blok Corridor.
"Saya lupa status terakhirnya apakah sudah atau belum (mengajukan proposal rencana kerja), karena pengajuan lewat SKK Migas ya," ujar Ediar seraya menambahkan bahwa kelanjutan operasional Blok Corridor sementara ini belum mulai dibahas oleh Kementerian ESDM.
Untuk mengelola Blok Corridor setelah lewat 19 Desember 2023, pemerintah melalui Kementerian ESDM meminta pihak yang berminat untuk mengelola operasionalnya untuk mengajukan proposal rencana kerja. Apabila ada dua pihak yang berminat, maka akan dibandingkan data-datanya untuk menentukan operator yang dinilai dapat mengelola lebih optimal.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, selama semester I-2018 produksi siap jual (lifting) gas bumi ConocoPhillips di Blok Corridor mencapai 841 mmscfd dari target 810 mmscfd. Hingga akhir tahun diprediksi hanya 798 mmscfd.
Ada beberapa lapangan yang beroperasi di blok ini yakni dua wilayah penghasil minyak, yang meliputi Suban Baru dan Rawa. Kemudian, 7 wilayah penghasil gas alam, dengan wilayah utamanya adalah Suban, Sumpal dan Dayung. Luas wilayah kerja blok Corridor mencapai 2.360 km persegi.
Di blok tersebut, ConocoPhillips sebagai operator memiliki hak kelola 54 persen. Selain itu, ada porsi PT Pertamina sebesar 10 persen dan Repsol Energy 36 persen.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Agung DH