Menuju konten utama

Pemberitaan Soal Perempuan Masih Banyak Bermasalah

Pemberitaan terkait perempuan masih banyak bermasalah karena sering merendahkan martabat. 

Pemberitaan Soal Perempuan Masih Banyak Bermasalah
Ilustrasi HL Indepth Pelecehan Buruh Perempuan 3. tirto.id/Lugas

tirto.id - Pemberitaan tentang perempuan dinilai masih banyak bermasalah, salah satunya saat memberitakan korban pemerkosaan. Hal ini terungkap saat para aktivis menggelar konferensi pers untuk menyambut Hari Perempuan di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jakarta Pusat, pada Jumat (1/3/2019).

Naomi Jayalaksana dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta menilai masih banyak pemberitaan soal pemerkosaan merendahkan martabat perempuan.

Bentuk-bentuk berita yang bermasalah, kata Naomi, antara lain adalah yang malah mengeksploitasi korban. Salah satunya dengan menggambarkan secara detil bentuk eksploitasi dan ketidakmampuan korban.

“Jika tujuannya memang clickbait, mungkin akan menarik orang. Tapi itu sangat tidak mendidik,” tegas Naomi.

Permasalahan lain, yang sedang diteliti oleh pihak AJI Jakarta, kata Naomi, adalah pemberitaan soal VA dalam kasus prostitusi online.

“Kami akan melakukan studi analisis konten sebagai VA tentang bagaimana dia begitu dieksploitasi di media,” kata Naomi.

Naomi menjelaskan bahwa cara media menayangkan wajah dan nama lengkap VA, terutama saat posisinya masih sebagai saksi, adalah sebuah kekeliruan.

“Dalam kode etik jurnalistik, kami tahu bahwa [media harus] melindungi identitas korban. Kalau belum terbukti dalam sidang, ditulis dengan inisial,” jelas Naomi.

Namun Naomi menyayangkan, karena yang terjadi dalam kasus VA dalam banyak media tidak sebagaimana yang diatur dalam kode etik tersebut. “Tapi yang terjadi dalam kasus VA, media mempublikasikan namanya, fotonya,” kata Naomi seraya menambahkan media-media tidak mewawancarai VA.

Naomi menilai hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran gender dan kurangnya sensivitas masih rendah di kalangan sumber daya manusia (SDM) dalam media. “Sehingga kami masih perlu lakukan edukasi lebih ke kawan-kawan jurnalis,” katanya.

Baca juga artikel terkait HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Agung DH