Menuju konten utama

Peluncuran Anti-Rudal Korsel Memicu Bentrok Warga dan Polisi

Penduduk Soseong-ri mengatakan bahwa mereka tidak memiliki motif politik. Warga menentang penempatan sistema antirudal THAAD karena kehidupan mereka telah terganggu pasukan militer di tempat tinggal mereka.

Peluncuran Anti-Rudal Korsel Memicu Bentrok Warga dan Polisi
Pencegat Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) tiba di Songju, Korea Selatan, Kamis (7/9). ANTARA FOTO/Lee Jong-hyeon/News1 via REUTERS

tirto.id - Para pemrotes bentrok dengan ribuan polisi di sebuah desa di Korea Selatan pada Kamis (7/9/2017) waktu setempat. Protes terjadi saat Seoul mengerahkan empat peluncur yang tersisa dari sistem anti-rudal buatan AS yang dirancang untuk melindungi diri dari eskalasi ancaman Korea Utara.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengkonfirmasi pada Rabu (6/9/2017) bahwa peluncur tersebut akan dipasang di lapangan golf bekas dekat Kota Seongju sekitar 217 km (135 mil) selatan Seoul. Dua peluncur dan radar yang kuat sudah ada di tempat itu sebagai bagian dari sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).

Sejak Senin (4/9/2017) pagi, sekitar 8.000 polisi Korea Selatan berkumpul di Desa Soseong-ri, di sepanjang satu-satunya jalan yang mengarah ke lapangan golf untuk memecah blokade sekitar 300 penduduk desa dan kelompok sipil yang menentang THAAD.

Sekitar 38 pemrotes terluka dalam aksi tersebut dengan 21 orang dikirim ke rumah sakit, menurut petugas Pemadam Kebakaran Seongju. Tidak ada korban yang mengancam nyawa, kata Kim Jin-hoon, yang dilansir Time, Jumat (8/9/2017).

Penduduk Soseong-ri mengatakan bahwa mereka tidak memiliki motif politik namun menentang penyebaran THAAD karena kehidupan mereka telah terganggu pasukan militer di sana. Belasan helikopter militer, bus, truk melakukan perjalanan melalui kota petani melon kecil yang terdiri dari 80 penduduk itu.

Keputusan untuk menggunakan THAAD, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal jarak pendek hingga menengah milik Korea Utara, rupanya memunculkan keberatan dari Cina. Sebab, pemerintahan Xi Jinping itu percaya radar sistem THAAD dapat digunakan untuk melihat secara mendalam ke wilayahnya dan akan mengganggu keseimbangan keamanan regional.

Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa penempatan tersebut diperlukan karena ancaman yang akan segera terjadi dari Korea Utara. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu telah meluncurkan sejumlah rudal numero kepada Korea Selatan sejak Presiden Moon Jae-in mulai menjabat pada awal Mei.

Pyongyang juga melakukan uji coba nuklir keenam pada Minggu (3/9/2017) lalu, yang memicu teguran keras dari negara tetangga Jepang dan Amerika Serikat.

Menurut sebuah rancangan undang-undang PBB yang dilihat oleh Reuters pada Rabu, Amerika Serikat ingin PBB memberlakukan embargo minyak ke Korea Utara, melarang ekspor tekstil negara tersebut dan mencegah mempekerjakan pekerja Korea Utara sebagai bagian dari sanksi baru di Korea Utara.

Baca juga artikel terkait KONFLIK KOREA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari