tirto.id - Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan memberikan peringatan terakhir kepada Nasoem Sulaiman alias Joker, seorang warga yang mencoba membubarkan ibadah kebaktian warga di Rusun Pulogebang, Sabtu (23/9/2017) lalu.
Ia mengancam akan mengeluarkan Joker bila kembali melakukan hal serupa kepada warga. "Sudah kami selesaikan. Yang bersangkutan kemarin saya datangi langsung. Dia bikin komitmen sama saya, kalau dia mengulangi lagi perbuatannya, pasti saya keluarkan," kata Agustino di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2017).
Menurut Agustino, bukan kali pertama Joker mengganggu ibadah kebaktian warga di Rusun Pulogebang. Sudah tiga kali termasuk aksi terakhir, Joker dikabarkan mengganggu ibadah warga. Sebelumnya, tahun 2015, Joker pernah menyiramkan air ke unit rusun yang menyelenggarakan kebaktian.
"[Selanjutnya] tahun 2016 juga begitu. Dia mau mengintimidasi tapi dicegah sama kita. Nah ini yang terakhir," ujar Agustino.
Dalam sebuah video yang beredar di dunia maya, Joker terlihat membawa benda tajam seperti kampak dan gergaji besi saat berusaha membubarkan acara. Terkait hal itu, Agustino menjelaskan bahwa Joker merupakan seorang tukang bangunan dan benda yang terlihat dibawa oleh Joker tersebut adalah peralatannya saat bekerja.
Kepada Agustino, Joker mengaku khilaf lantaran merasa terganggu dengan suara nyanyian dalam kebaktian tersebut. Karena itulah, kata Agustino, dirinya sempat geram saat bertemu dengan Joker di Pulogebang, kemarin.
"Habis pulang kerja, sambil bawa bawa kampak. Saya sih enggak peduli. Pokoknya kalau kejadian lagi yang kayak gitu, kita keluarin. Bukan hanya kita keluarin, saya pidanakan," kata Agustino.
"Sampai saya giniin dia: 'Anda itu tinggal di sini enggak ada aturan'. Prinsipnya setiap ada kejadian apapun di rusun itu lewat jalur yang resmi, nggak boleh main sendiri, main hakim sendiri, nggak boleh atur orang lain sendiri," lanjutnya.
Dalam video tersebut, anak-anak yang mengikuti kebaktian tersebut juga terlihat ketakutan lantaran ulah Joker. Bahkan, beberapa anak trauma akibat teriakan Joker saat berusaha membubarkan acara tersebut.
Sayangnya, ujar Agustino, pihak rusun tidak memiliki layanan khusus yang dapat melayani kondisi psikologis warga seperti perasaan trauma. "Jadi ya itu, kan kita enggak punya tim healing ya, itu orang tuanya aja dulu sementara," tuturnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari