tirto.id - Ledakan mematikan telah terjadi di stasiun kota St Petersburg, Rusia, pada Senin (3/4/2017) waktu setempat. Menurut pejabat hukum setempat, peristiwa ini disebabkan oleh seorang pelaku bom bunuh diri.
Informasi awal menyatakan bahwa pihak keamanan telah mengetahui identitas pelaku bom bunuh diri. Pelaku diduga merupakan orang berusia 23 tahun dari negara kawasan Asia tengah. Ia juga dikabarkan membawa alat peledak ke lokasi kejadian dengan tas ransel.
Kantor berita Interfax mengabarkan bahwa terduga pelaku punya hubungan dekat dengan kelompok ekstremis Islam yang sudah dilarang beraktivitas di Rusia.
Sumber itu mengatakan bahwa potongan mayat yang ditemukan di lokasi mengindikasikan adanya serangan bunuh diri. Meski demikian, pihak keamanan masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikan kebenaran dugaan tersebut.
Dilansir dari dari Antara, Selasa (4/4/2017), bom di stasiun kota tersebut hingga kini telah menewaskan 11 orang dan melukai 40-an orang lainnya.
Sementara itu, seorang pria yang tertangkap kamera pengintaian dan dicurigai terlibat dalam serangan, kini sudah menyerahkan diri secara sukarela kepada polisi dan mengaku tidak tahu apapun mengenai kejadian pada Senin tersebut.
Secara terpisah, sejumlah kantor berita Rusia melaporkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah bertemu dengan badan-badan keamanan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai serangan di St Petersburg. Dia juga sempat menaruh karangan bunga di stasiun tempat terjadinya ledakan.
Ledakan di St Petersburg Diduga sebagai Serangan Teroris
Sebelumnya, Komisi Penyelidikan Rusia (IC) sudah menengarai ledakan di kereta api bawah tanah St. Petersburg sebagai serangan teroris. Kepala IC Aleksandr Bastrykin telah menerjunkan departemen penyelidikan khusus IC untuk menyelidiki kemungkinan serangan teror.
"Dari temuan awal, sebuah alat peledak khusus diledakkan di sebuah kereta di antara Stasiun Tekhnologichesky Institut dan Stasiun Sennaya Ploshchad sekitar pukul 14:40 waktu Moskow. Ada beberapa korban. Sebuah tim beranggotakan para penyidik berpengalaman dan para spesialis forensik dari kantor pusat IC telah diterjunkan ke St. Petersburg," kata Petrenko.
Para spesialis ini sudah lebih dulu berada di tempat kejadian perkara. Semua bagian dari bukti material penting tengah dikumpulkan, para saksi dan pekerja metro telah ditanyai, dan sejumlah korban telah diidentifikasi.
Temuan awal menunjukkan masinis telah benar menjalankan keretanya.
"Ledakan terjadi di antara kedua stasiun itu. Masinis sudah mengambil keputusan tepat untuk tidak menghentikan kereta, namun lanjut ke stasiun selanjutnya, yang memungkinkan secepatnya dilakukan evakuasi dan pemberian bantuan kepada yang terluka. Langkah ini membantu mencegah timbul korban lebih banyak lagi," kata Petrenko.
Pemerintahan St. Petersburg telah mengumumkan masa berkabung tiga hari mulai Selasa esok, tulis juru bicara gubernur St. Petersburg Andrey Kibitov dalam Twitter. Menyusul insiden di St. Petersburg ini pengamanan di kota Moskow diperketat.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari