tirto.id - Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto akan melakukan pertemuan pada Kamis (27/7/2017) malam ini di daerah Cikeas. PDIP sebagai pengusung presiden petahana mengaku tidak khawatir terhadap hasil pertemuan tersebut. Menurut Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno, pertemuan tersebut merupakan bentuk dari proses komunikasi politik antarketua umum partai.
Hendrawan menerangkan bahwa pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut harus disambut dengan sukacita. Pertemuan tersebut bukan berarti ada suatu bentuk kepastian koalisi, tapi hanyalah sebuah pertemuan dalam rangka menjalin komunikasi politik yang baik. Ia menegaskan bahwa penafsiran adalah sesuatu yang lumrah, tapi belum tentu terjadi.
“Lho Pak Jokowi bertemu dengan Presiden SBY, saat itu orang mengatakan kalau begitu Ahok akan berkoalisi dengan Agus Harimurti, kan kenyataannya tidak. Kemudian, Pak Jokowi bertemu Pak Prabowo, langsung ditafsirkan, Pak Jokowi akan maju dengan Pak Prabowo jadi wakilnya. Itu kan penafsiran, tak perlu kita buat spekulasi berlebihan,” kata Hendrawan di ruang rapat fraksi PDIP.
Ia menambahkan bahwa pada dasarnya politik Indonesia bersifat gotong royong dan persaudaraan. Itu sebabnya silaturahmi antartokoh nasional, pertemuan, dan komunikasi adalah hal wajar yang tidak perlu dikhawatirkan.
“Biarlah dinamika politik berjalan dengan masing-masing tokoh, selalu mengutamakan kebersamaan, persaudaraan,” tegasnya.
Meski pertemuan ini dilakukan setelah beberapa hari penetapan UU Pemilu, Hendrawan tidak mau berburuk sangka. Menurutnya, pertemuan ini hanya sekadar halal bihalal antarkedua partai besar.
Banyak pandangan di masyarakat yang membuat penafsiran berlebihan. Anggota Komisi XI ini lalu mencontohkan bahwa pada saat lebaran, orang juga menimbun bahan makanan pada sebulan sebelum lebaran, padahal tidak ada kenaikan harga bahan baku. Hal tersebut juga berlaku pada pertemuan Prabowo dengan SBY. Menurutnya, pembicaraan Pilpres 2019 tentu masih jauh karena ada tenggat waktu 2 tahun mendatang.
“Kita ini sering berusaha membuat schedule yang masih lama seakan-akan schedule di depan mata,” ujar Hendrawan. “Kalau pemanasan boleh saja, nggak ada masalah. Pemanasan kan sekali lagi, kalau tiap kali kita politik penuh kegaduhan, kapan kita bisa kerja?” katanya melanjutkan.
“Salam untuk Pak SBY, salam untuk Pak Prabowo. Mereka itulah negarawan yang kita miliki. Kita memiliki juga Ibu Megawati, banyak yang lain juga. Komunikasi, silaturahmi, dan seterusnya tetap terjalin,” tutup Hendrawan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding mengaku biasa saja terhadap pertemuan antara Partai Gerindra dan Partai Demokrat.
Menurut Karding, PKB sampai sekarang hanya fokus untuk mendukung pemerintah Jokowi sampai dengan selesai. Adanya pertemuan ini pun tidak ia khawatirkan sebagai bentuk jegalan bagi pemerintahan Jokowi-JK. Namun, apabila memang pertemuan ini buat langkah mengamankan Pilpres 2019, ia tidak merasa keberatan.
“Apapun istilahnya, itu hak mereka saja nggak ada masalah. Yang nggak boleh itu menjegal dengan cara kekerasan, kudeta. Tapi kalau menjegal-jegal secara politik, it’s okay,” terangnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yuliana Ratnasari