Menuju konten utama

PDIP Harap Pilpres 2019 Hanya Diikuti Dua Pasang Kandidat

Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan, pihaknya berharap di Pilpres 2019, hanya ada 2 paslon yang sama-sama berkomitmen mencari pemimpin, bukan penguasa.

PDIP Harap Pilpres 2019 Hanya Diikuti Dua Pasang Kandidat
Ilustrasi. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin bersama Wakil Sekjen DPP PDIP Utut Adianto dan Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah menjadi narasumber dalam focus group discussion terkait paham radikalisme dan intoleransi di kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (27/4/2018). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berharap, pemilu 2019 hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Keinginan itu diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah.

"Kami harap ada dua paslon dan sama-sama berkomitmen mencari pemimpin, bukan penguasa. Sehingga pemilu presiden jangan kita jadikan ajang seakan-akan mati hidupnya seorang tokoh tertentu dan parpol tertentu," ujar Basarah di kawasan Melawai, Jakarta, Senin (21/5/2018).

Basarah menyampaikan harapannya usai melihat hasil survei Charta Politica yang diadakan 13-19 April 2018. Survei itu melibatkan 2.000 responden dengan tingkat margin of error 2,19 persen.

Dari survei itu, Joko Widodo (Jokowi) mendapat elektabilitas tertinggi dengan meraup 51,2 persen dukungan. Posisi Jokowi diikuti Prabowo (23,3 persen), Gatot Nurmantyo (5,5 persen), Anies Baswedan (3,4 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,7 persen).

Elektabilitas Prabowo disebut meningkat jika dibandingkan dengan survei yang dilakukan Litbang Kompas, 21 Maret-1 April 2018. Dari hasil perbandingan, terlihat adanya sedikit penurunan pada elektabilitas Jokowi, dan kenaikan tingkat keterpilihan Prabowo.

Survei Litbang Kompas kala itu menyebut Jokowi mendapat elektabilitas 55,9 persen, dan Prabowo mendapatkan angka 14,1 persen.

"Saya kira kita sama-sama saksikan bahwa laporan seluruh lembaga survei tren eletabilitas Pak Jokowi mengalami peningkatan. Kalau ada calon lain yang mengalami tren sama, saya kira inilah momentum untuk bisa berkompetisi secara sehat," ujar Basarah.

Menanggapi survei Charta, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono menyebut bahwa hasil jajak pendapat seperti itu sudah ketinggalan jaman. Menurutnya, sekarang yang harus diperhatikan masyarakat adalah big data.

Big data yang dimaksud Ferry adalah analisis perilaku pemilih. Mengacu pada hal itu, Ferry mengklaim ada kenaikan elektabilitas Prabowo meski tidak signifikan.

"Survei pasti kami punya survei internal, tapi sekarang kami punya referensi big data. Big data itu bisa analisis perilaku pemilih memperlihatkan bahwa kenaikan elektabilitas Pak Prabowo meskipun tidak drastis tapi meningkat terus," ujar Ferry.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo