Menuju konten utama

PDIP Bantah Rebut Suara Pendukung Jokowi demi Memenangkan Ganjar

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meyakini masyarakat bisa membedakan antara Jokowi sebagai presiden dan sebagai ayah dari cawapres Gibran Rakabuming.

PDIP Bantah Rebut Suara Pendukung Jokowi demi Memenangkan Ganjar
Presiden Joko Widodo berbincang dengan petani saat kunjungan kerja di area persawahan Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (13/12/2023). Dalam kunjungan itu, selain meninjau petani menanam padi, Presiden Joko Widodo bersama Menteri dan Pemda setempat berdialog dengan petani mengenai kondisi persawahan dan pupuk pertanian di Kabupaten Pekalongan. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/foc.

tirto.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto memastikan partainya tidak sedang merebut ceruk suara pendukung Presiden Joko Widodo untuk memilih pasangan Ganjar Pranowo-Mahmud MD di Pilpres 2024. Hal tidak terlepas dari isu Ganjar membuntuti Jokowi karena memiliki tujuan daerah sama saat berkampanye.

Isu itu makin mencuat ke ruang publik ketika Jokowi dan Ganjar sama-sama mengunjungi Papua hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Enggak, kalau dari penilaian masyarakat, kalau berdasarkan hasil survei, kan sama, Pak Ganjar yang datang duluan menyapa rakyat, Pak Jokowi membagikan bansosnya. Kan kira-kira seperti itu kalau penilaian masyarakat," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/2023).

Ia meyakini masyarakat bisa membedakan mana Jokowi sebagai kepala negara dan pemerintahan, serta sebagai ayah dari Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi cawapres Prabowo Subianto, rival Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

"[Tetapi] dalam konteks ini, yang berkompetensi antara Pak Ganjar, Pak Anies, dan Pak Prabowo, sehingga kontestasi antar tiga calon presiden inilah yang lebih banyak perhatian rakyat," ucap Hasto.

Menurut Hasto, karakter Ganjar, Anies Baswedan, dan Prabowo yang akan dilihat oleh rakyat melalui visi misi mereka masing-masing. Oleh karena itu, kata dia, rakyat tidak akan melihat yang lain kecuali bagaimana karakter, program, dan visi misi ketiga calon presiden itu.

"Itu yang lebih dominan berdasarkan hasil survei," tutur Hasto.

Hasto juga menyebut komunikasi PDIP dengan Jokowi dan pihak Istana Negara saat ini hanya terkait dengan program-program untuk kerakyatan. Ia menekankan harus dewasa melihat kontestasi pemilu tidak boleh membuat pemerintahan tidak efektif berjalan dengan baik.

"Karena kita harus membedakan mana yang bersaing dengan ide gagasan untuk masa depan Indonesia, mana hal-hal yang terkait dengan jalannya pemerintahan," kata Hasto.

PDIP Klaim Jokowi di Belakang Ganjar

Hasto menyebut Jokowi berada di belakang Ganjar. Hal itu tidak terlepas dari langkah Jokowi mengunjungi petani di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (13/12/2023). Jokowi mengunjungi Jawa Tengah sehari usai debat perdana Pilpres 2024.

Konon, dalam debat perdana, Prabowo menyerang Ganjar dengan kelangkaan pupuk dan sulitnya petani mendapatkan kartu tani di Jawa Tengah.

"Ya itu Pak Jokowi membantu Pak Ganjar. Pak Jokowi dibelakang Pak Ganjar," kata Hasto.

Hasto meyakini Jokowi di belakang Ganjar ketika kedua sosok itu sama-sama mengunjungi daerah sama. Ganjar untuk kepentingan kampanye, Jokowi melakukan kunjungan kerja.

Ia mengatakan pasangan Ganjar-Mahfud akan menyempurnakan program yang telah dijalankan oleh Presiden Jokowi jika menang pada Pilpres 2024.

Hasto memandang dalam debat perdana itu, menunjukkan Prabowo bukan Jokowi. Ia menyebut Prabowo tampil dengan jati dirinya yang dipoles dengan gemoy. Ia juga menyebut debat itu mengembalikan jati diri asli Prabowo.

"Menunjukan bahwa Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi. Itu Pak Prabowo tampil pada jati dirinya yang selama ini mencoba dipoles dengan gemoy. Tetapi debat telah mengembalikan suatu karakter asli dari Pak Prabowo," tukas Hasto.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto