tirto.id - Susi Susanti akan mengantisipasi dan menyusun strategi demi menghadapi padatnya jadwal turnamen akhir tahun. Hal ini sebagai imbas kejuaraan badminton yang tertunda akibat pandemi Corona (COVID-19).
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) itu menyatakan
saat ini pihaknya berpegang pada jadwal Piala Thomas dan Uber. Kejuaraan itu rencananya bakal digelar pada awal bulan Oktober sebagai acuan.
Namun hingga saat ini BWF belum mengumumkan pembukaan seri turnamen internasional, sejak ditangguhkan pada pertengahan bulan Maret lalu.
“Sampai sekarang masih belum ada kepastian dari BWF, kecuali untuk jadwal Thomas dan Uber. Tapi kami siap-siap saja,” terang Susi, dikutip dari Antara, Minggu (3/5/2020).
“Karena gambaran dari jadwal Piala Thomas dan Uber, mungkin start-nya dari Oktober nanti. Minimal persiapan kita sekarang menuju ke Oktober ini,” tambahnya.
Jadwal Turnamen BWF Padat
Menurut perkiraan Susi setidaknya terdapat 7 jadwal turnamen papan atas yang bakal saling berhimpitan digelar akhir tahun nanti, kejuaraan tersebut adalah: Thomas-Uber Cup, World Junior Championships (Kejuaraan Dunia Junior), Indonesia Open, Japan Open, China Open, Denmark Open, French Open, dan BWF World Tour Finals.
Pandemi COVID-19 juga menyebabkan kegiatan Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, tak bisa berjalan dengan normal. Saat ini atlet hanya diberikan program latihan yang sebagian besar bertujuan menjaga kebugaran saja.
Menurut Susi situasi vakum turnamen memiliki sisi plus-minus tersendiri bagi pemain. Mereka yang sebelumnya selalu dikejar target kini bisa sedikit mempunyai kelonggaran, kesempatan itu dapat mereka manfaatkan untuk introspeksi. Sementara sisi minusnya, vakum kompetisi yang terlalu lama bakal berdampak buruk terhadap mental bertanding mereka.
“Plusnya atlet jadi tidak merasa dikejar target. Saat ini mereka lebih rileks. Belajar introspeksi istilahnya, mempelajari lawan,” ungkap Susi.
“Namun minusnya jadi pembelajaran buat mereka kalau tidak ada pertandingan ya enggak enak juga, bosen juga. Harus menyemangati lagi, mempersiapkan diri lagi,” imbuh peraih medali emas bulu tangkis tunggal putri di Olimpiade 1992 tersebut.
Kacaunya jadwal kejuaraan akibat pandemi COVID-19 yang juga berimbas penundaan Olimpiade Tokyo hingga tahun depan, mau tak mau membuat semua pihak harus mengatur ulang semua program dari awal demi persiapan tahun depan.
“Bila sebelumnya target tahun ini itu Olimpiade, maka mereka harus manunggu lagi satu tahun. Bagaimana kita belajar untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi. Membuat strategi dan program dari awal lagi untuk tahun depan,” pungkasnya.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Agung DH