Menuju konten utama

PBB Selidiki Serangan yang Menewaskan Ratusan Warga Mali

PBB mengirim tim untuk menyelidiki penembakan di Mali.

PBB Selidiki Serangan yang Menewaskan Ratusan Warga Mali
Markas Besar PBB di New York City. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) telah mengirim tim termasuk penyidik, kelompok HAM, dan komisi perlindungan anak ke Mali untuk menyelidiki kekerasaan antar-komunitas pada akhir pekan lalu yang menewaskan lebih dari 150 orang, kata juru bicara HAM AS, Ravina Shamdasani pada Selasa (26/3/2019).

Dilansir Associated Press, dia mengatakan pembantaian di Ogossagou, kota Mopti, Mali, ini menargetkan orang – orang dari komunitas etnis Fulani atau Peuhl, yang sebagian besar merupakan Muslim.

Pejabat lokal dan pihak keamanan mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 160, sementara pihak HAM PBB mengatakan sedikitnya 153 orang tewas dan 73 lainnya cedera, sebagaimana diwartakan Aljazeera.

Serangan mengerikan ini menandakan terjadinya peningkatan kasus pembantaian dalam aksi kekerasan di wilayah itu, yang telah menyebabkan 600 kematian dan ribuan orang terlantar sejak Maret 2018.

Sebuah kelompok bersenjata dari komunitas etnis Dogon diduga melakukan serangan tersebut pada Sabtu (24/3/2019) yang disebabkan adanya perselisihan dari sejarah panjang dengan etnis Fulani.

Etnis Fulani dituduh telah mendukung seorang pengkhotbah yang dianggap kejam, Amadou Koufa. Sebuah komunitas dari etnis Dogon kemudian muncul dengan sebutan ‘kelompok pertahanan diri’ yang menyatakan tujuannya untuk memberikan perlindungan terhadap kelompok bersenjata Fulani.

Shamdasani mengatakan serangan itu tampaknya dimotivasi oleh upaya untuk menghilangkan jutaan orang yang tergabung dalam komunitas aktif yang dianggap sebagai kelompok ekstermis berbahaya hanya karena mereka muslim.

“Ada stigma yang berkembang … Mereka sengaja ditargetkan,” kata Shamdasani.

Pada hari Minggu (25/3/2019), pemerintah Mali telah mengumumkan pembubaran satu kelompok liar di Dogon setelah serangan terjadi pada hari Sabtu yang disebut paling mematikan di Mali.

Baca juga artikel terkait PBB atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya
Editor: Yantina Debora