tirto.id - Dalam pernyataan belasungkawanya, Paus Fransiskus sangat sedih atas serangan barbar yang menewaskan 22 orang di Manchester kemarin malam, demikian diungkapkan pihak Vatikan pada Selasa (23/5/2017) waktu setempat.
"Yang Mulia Paus Fransiskus sangat sedih mengetahui korban tewas dan luka yang tragis akibat serangan barbar di Manchester," demikian tertulis dalam sebuah telegram yang dikirim atas namanya.
"Dan dia mengungkapkan solidaritas sepenuh hati bagi semua orang yang terkena dampak oleh tindakan kekerasan yang tidak masuk akal ini," lanjut pernyataan tersebut.
Seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/5/2017), Paus Fransiskus juga memuji upaya dari para petugas darurat dan keamanan, serta mendoakan orang-orang yang terluka, dan mereka yang meninggal.
Telegram tersebut, yang biasanya dikeluarkan dalam tragedi semacam itu, ditandatangani oleh sosok kedua teratas dalam hirarki Vatikan, Kardinal Pietro Parolin.
Seperti diberitakan sebelumnya, kepolisian Inggris menyatakan terdapat 22 orang, termasuk beberapa anak-anak, tewas dalam serangan seorang pemboman bunuh diri setelah pergelaran Ariana Grande di Manchester pada Senin (22/5/2017) lalu.
"Kami percaya, pada tahap ini, serangan tadi malam dilakukan oleh satu orang," kata Kepala Polisi Manchester, Ian Hopkins.
"Prioritasnya adalah menentukan apakah dia melakukannya sendiri atau sebagai bagian dari jaringan," katanya.
"Penyerang itu, saya bisa memastikan, tewas di arena tersebut. Kami percaya, penyerang itu membawa alat peledak, yang kemudian dipicu dan menyebabkan kekejaman tersebut," katanya.
Sementara itu, negara mulai dari Amerika Serikat sampai Jepang dan Singapura mempertimbangkan pengetatan keamanan menjelang pertunjukan atau olah raga utama menyusul serangan itu.
Inggris berada pada kondisi siaga dua yang berarti sebuah serangan oleh militan dianggap sangat mungkin terjadi, setelah ledakan bom bunuh diri di akhir konser penyanyi AS Ariana Grande di Manchester, Senin.
Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa memantau dengan seksama situasi di Manchester dan menyatakan bahwa publik Amerika Serikat mungkin akan mengalami peningkatan keamanan di acara publik.
Jepang mengatakan telah mulai mengumpulkan informasi. "Kami telah memperkuat posisi kami dengan mendirikan sebuah unit pengumpulan informasi yang didedikasikan untuk terorisme internasional," kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kepada wartawan.
Di Singapura, penyelenggara konser Britney Spears pada Juni mengatakan mereka sedang mempertimbangkan langkah-langkah baru.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari