Menuju konten utama

Pasar Perkulakan di Kepulauan Seribu Dibangun Usai Lebaran

Pembangunan pasar perkulakan ditujukan untuk menyamakan harga kebutuhan sembako antara darat dan kepulauan.

Pasar Perkulakan di Kepulauan Seribu Dibangun Usai Lebaran
(Ilustrasi) tim gabungan Satgas Pangan, memantau harga kebutuhan dapur saat lakukan sidak pasar tradisional Lhokseumawe, Aceh (19/5). ANTARA FOTO/Rahmad.

tirto.id - Direktur PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan proyek pembangunan pasar perkulakan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta baru bisa dimulai setelah Lebaran Idul Fitri 2017. Menurutnya, hal tersebut karena komunikasi antara PD Pasar Jaya dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu sebelumnya tidak berjalan dengan baik.

Untuk itu, Arief mengatakan bahwa pihaknya akan memperbaiki komunikasi dan mempercepat terlaksananya pembangunan Pasar Perkulakan di Kepulauan Seribu.

"Pasar ini sudah cukup lama sebenarnya, kita mungkin komunikasi harus perbaiki karena kita tadi lebih banyak menunggu. Makanya kita bersurat untuk memastikan apakah kita sudah bisa menggunakan lokasi yang kemarin. Sudah kita tunjuk untuk kemudian kita bangun perkulakan. Kalau tahun ini tetap bisa, cuma setelah Lebaran," kata Arief di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2017).

Arief mengatakan, pembangunan pasar tersebut ditujukan untuk menyamakan harga kebutuhan sembako antara darat dan kepulauan. Sebab, menurutnya, selama ini harga sembako di Kepulauan Seribu relatif lebih tinggi karena pasokan barang diambil dari luar pulau.

Ia mengatakan, pembangunan pasar perkulakan harus disertai dengan pembangunan dermaga-dermaga agar bisa mempermudah transportasi antar Kepulauan Seribu.

"Tadi ada usul dari Pak Kadishub, kalau rencananya tahun depan mau dibangun, kan itu ada dermaga, supaya bisa satu kesatuan dan tidak perlu dibongkar lagi nantinya," tuturnya.

Menurut Arief, awalnya pembangunan pasar perkulakan direncanakan di Pulau Karya dimulai pada awal Februari 2017 dengan target selesai selama tiga bulan. Namun, kata Arif, lantaran proses birokrasi yang berbelit, pembangunannya tak kunjung terealisasi hingga pertengahan Maret, dan rencana pembangunan yang awalnya di Pulau Karya dipindah ke Pulau Pramuka.

"Sebenarnya tadinya (pembangunan dimulai) dari sebelum puasa. Karena memang kemarin tim teknis kami sudah ke sana untuk melakukan uji tanah atau soil test. Cuma memang ada sedikit birokrasi yang harus kita lewatin kalau memang untuk memastikan apakah lokasi ini sudah bisa digunakan oleh kami," kata dia.

"Mungkin nanti kami coba perbaiki komunikasinya sekali lagi untuk memastikan supaya pengalihan aset atau pemanfaatan asetnya bisa diselesaikan," lanjutnya.

Ia mengatakan, pembangunan pasar tersebut akan menggunakan dana Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah (APBD) 2017 sebesar Rp5 miliar, lebih murah dari rencana sebelumnya dengan anggaran Rp13 milyar.

"Saat ini trial-nya di Pulau Untung Jawa, jadi kita tidak perlu dana yang terlalu mahal untuk mengkaji. Kemarin saya anggarkan 2,5 M untuk pembangunan dan kapital," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PASAR atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto