tirto.id - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto berkata partainya kemungkinan besar tidak akan bergabung dengan koalisi pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pemilu 2019. PAN membuka kemungkinan membentuk poros baru untuk mendukung calon presiden alternatif.
Kecenderungan kuat kami insyaallah di luar Pak Jokowi, karena kami tidak mau calon tunggal," ujar Yandri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/3/2018).
PAN memiliki 49 kursi di parlemen hasil pemilu legislatif 2014. Agar bisa mencalonkan kandidat di pemilu 2019, PAN harus berkoalisi karena syarat minimal pencalonan adalah memiliki 112 kursi di DPR RI.
Yandri berkata, partainya masih melakukan penjajakan membicarakan kemungkinan pembuatan poros baru, atau bergabung dengan Gerindra pada pemilu mendatang. Ia optimistis poros alternatif masih bisa terbentuk karena berdasarkan perhitungannya masih ada 5 parpol yang belum menentukan dukungan untuk pemilu 2019.
"Bisa muncul 2 calon, artinya Gerindra dengan calon sendiri karena dia cukup ambil (koalisi) dengan satu partai, nah tiga partai lain bisa buat poros baru," ujar Yandri.
Ia berkata, banyak sosok yang bisa dijadikan kandidat capres oleh parpol poros alternatif. Nama-nama yang disebutkan diantaranya Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Meski membuka kemungkinan membuat poros alternatif, PAN masih khawatir dengan konsistensi parpol lain. Yandri berkata, masih ada dua parpol yang masih mungkin bergabung dengan poros koalisi pendukung Jokowi.
"Belum ada kata final, masih penjajakan, dan itu juga belum tentu terlaksana. Namanya komunikasi penjajakan dalam perhelatan demokrasi seperti ini biasa aja," ujarnya.
Beberapa parpol sudah mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi di pemilu 2019. Parpol yang dimaksud adalah PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, NasDem, dan PPP.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo