tirto.id - Demo sopir angkot trayek M03, M08 M09, M10, dan M11 di kawasan Tanah Abang, Senin (29/1/2018) diduga terjadi akibat adanya ancaman dari pihak tertentu yang memaksa sopir untuk ikut berdemo.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan ancaman itu terjadi sudah dari pekan lalu sebelum demo terjadi.
"Ini kan yang digerakkan para sopir. Kita undang sopirnya. Kita tanya sopirnya, mereka merasa dapat tekanan, diancam harus ikut," ujar Shafruhan di Balaikota Jakarta, Selasa (30/1).
Namun, Shafruhan mengatakan pertemuannya dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno hari ini tidak membahas persoalan adanya ancaman ke para sopir angkot, tetapi hanya membahas penataan Tanah Abang.
"Beliau tidak masuk ke wilayah itu, beliau hanya minta semuanya harus secara komprehensif membuat semuanya baik," terangnya.
Ia mengaku telah menyampaikan kepada Sandi terkait penyelesaian masalah itu. Meski ada beberapa kelompok yang menyusup untuk mengancam sopir angkot, namun ia tidak mengetahui darimana kelompok itu berasal.
"Kita coba clearkan di Tanah Abang, tapi ada kelompok yang kita juga enggak tahu. Organda bukan parpol, Organda adalah organisasi profesional, kita tidak tidak masuk ke wilayah politik," terangnya.
Ia mengatakan, sebenarnya para sopir angkot itu tidak menghendaki adanya demo, hal itu terungkap saat mereka diajak berdialog pada pekan lalu. Pasalnya, perubahan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) sudah mendapat persetujuan dari Organda.
"Perubahan itu dalam rangka juga dalam membantu pengemudi, karena kawasan Tanah Abang itu kan crowded-nya luar biasa tuh. Begitu masuk, mau keluar lagi itu satu jam, satu jam lebih bahkan kadang-kadang. Karena tingkat kemacetannya yang luar biasa," ungkapnya.
Adanya kemacetan tersebut memberi kerugian para sopir angkot, berupa waktu, uang, dan energi. Ia mengatakan, adanya Transjakarta dalam Tanah Abang Eksplorer dapat menjadi solusi dan membantu masyarakat karena tidak dikenakan biaya.
"Nah, makanya kita sepakat karena kemudian di dalamnya bagaimana supaya penumpang pada saat keluar juga terbantu gitu," ucapnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto