tirto.id - Huang Qiaoli, warga Taipei, suatu ketika meninggalkan rumah dengan telepon pintar kehabisan daya. Dan karena sulit menghubungi keluarga, ia pun pergi ke toko elektronik membeli VOOC—perangkat pengisian daya cepat punya OPPO. “Pengisiannya sangat cepat sampai-sampai pramuniaga pun terkejut,” katanya.
Ketergantungan manusia modern terhadap telepon pintar adalah niscaya. Karenanya, kebutuhan terhadap baterai yang tahan lama pun menjadi kebutuhan tak terelakkan. Situs India Hindustan Times bahkan menyebut kinerja baterai yang buruk sebagai “salah satu hal yang membuat sebagian besar pengguna telepon pintar meradang.”
Huang Qiaoli tentu bukan satu-satunya orang yang mendapat kesulitan saat telepon pintarnya kehabisan daya. Lussy Maharani, pekerja swasta, punya pengalaman serupa saat hendak menyaksikan konser Efek Rumah Kaca di Kuningan City, Jakarta (29/1).
“Aku mau nonton dengan seorang teman. Tiketku dia yang pegang. Aku tiba lebih dulu dan sempat waswas tidak bisa menonton karena hp mati,” katanya. Beruntung seorang pengunjung lain meminjaminya Power Bank. Walau harus menunggu hingga baterainya sedikit terisi, Lussy pun bisa menyambung komunikasi. “Tapi gak bisa foto-foto, hp-ku keburu mati lagi,” tambahnya.
Sebuah penelitian bertajuk Smartphone Battery Life Over the Years: A Surprising Study menyatakan bahwa perkembangan fitur-fitur telepon pintar kerap tidak diimbangi daya tahan telepon pintar itu sendiri. Dan itulah yang berupaya diatasi OPPO lewat VOOC—kepanjangan dari Voltage Open Multi-Step Constant-Current Charging. Dalam kurun tiga tahun, perusahaan asal Cina itu menghabiskan biaya sebesar 1,5 juta dolar AS untuk riset dan merealisasikan teknologi pengisian daya cepat tersebut. Pada 2014, VOOC pertama kali dikenalkan ke publik sebagai perangkat integral OPPO Find 7.
“Semua komponen pengisian daya yang sebelumnya dibuat harus didesain ulang. Bahkan sebagian komponen baru pertama kali ditemukan. Terkait itulah kami mengajukan 16 hak paten teknikal untuk pengembangan teknologi VOOC ini,” terang Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.
Aryo menambahkan, VOOC unggul dalam soal kecepatan karena meningkatkan arus daya, bukan meningkatkan tegangan arus daya, sehingga menjamin bahwa bahaya yang sering timbul akibat tegangan arus daya terlalu tinggi tidak bakal terjadi.
Dalam sebuah tayangan berjudul "OPPO VOOC Flash Fast Charging Tested and Compared" yang diunggah kanal GadgetsToUse di Youtube, peragkat VOOC sanggup mengisi daya baterai OPPO R5 hingga 75% dalam kurun 30 menit, sedangkan di saat bersamaan, pengisi daya konvensional hanya mampu mengisi daya baterai ponsel serupa sebesar 23%.
Pengisian Super Cepat dan Awet
Awal tahun ini, OPPO meluncurkan produk anyar R17 Pro yang dilengkapi Super VOOC: perangkat lanjutan teknologi VOOC. Jika VOOC bisa mengisi baterai hingga 75% dalam kurun setengah jam, Super VOOC, yang pertama kali didemonstrasikan pada helatan World Mobile Congress (MWC) 2016 di Barcelona, dengan konfigurasi 5V16A, 80 Watt, sanggup mengisi baterai 2500 mAh hingga penuh dalam 15 menit.
29 bulan kemudian, tepatnya pada 29 Juni 2018, SuperVOOC pertama kali dikenalkan ke publik lewat perangkat OPPO Find X. Namun karena konfigurasinya berubah—menjadi 5V10A dan 50 Watt—maka diperlukan waktu 35 menit untuk mengisi baterai 3400 mAh hingga penuh.
OPPO R17 Pro sendiri dibandrol 9,99 juta rupiah. Bagi sebagian kalangan, harga tersebut terbilang kelewatan. Namun demikian, mengingat R17 Pro dilengkapi dengan Super VOOC—anggaran riset dan pengembangannya dua kali lebih besar ketimbang anggaran riset VOOC—harga tersebut sebetulnya cukup wajar dan memuaskan. “Sebelumnya, Super VOOC hanya ada pada OPPO Find X Lamborghini yang harganya lebih dari 20 juta,” kata Aryo.
Teknologi pengisian cepat memang jadi kebutuhan pengguna telepon pintar. OPPO sendiri memiliki lebih dari 700 paten terkait dengan VOOC dan Super VOOC. Karena itu, setelah OPPO merilis VOOC, tak heran bila jenama-jenama lain juga mengeluarkan perangkat fast charging. Pada R17, dengan dukungan prosesor Snapdragon 710 dan AI Battery Management, pengisian cepat bukan berarti daya cepat habis pula. Sebagai gambaran, hanya dalam waktu 5 menit, perangkat yang diisi VOOC bisa digunakan menelpon hingga 2 jam.
Anda pernah mendengar berita soal ponsel meledak ketika sedang diisi? Suwanto, Marketing Planning Manager OPPO Indonesia, menegaskan hal tersebut tidak akan dialami pengguna VOOC dan Super VOOC.
"Sistem keamanan VOOC Flash Charge ada 5 level. Pertama, adapter kami menanamkan sensor MCU yang bisa mendeteksi dan menjaminnya tetap stabil. Kedua, kami menanamkan chip MCU sehingga aman ketika mengisi dalam arus yang besar. Ketiga, ada chip yang mampu mengalirkan daya besar melalui kabel USB hingga ke baterai. Kelima, apabila terjadi overload maka pengisian daya akan dihentikan," beber Suwanto.
Di pengujung kuartal kedua tahun lalu, pengguna VOOC, sebagaimana disebutkan Marketing Director OPPO Indonesia Alinna Wenn berjumlah lebih dari 90 juta orang di seluruh dunia. Hal demikian menunjukkan bahwa teknologi yang menjawab kebutuhan pengguna telepon pintar tersebut disambut baik oleh pasar.
Dengan keberadaan Super VOOC dan inovasi unggul lainnya, kehadiran R17 Pro baru-baru ini layak direspons dengan baik oleh konsumen di Indonesia. Pecinta gadget tahu, jauh sebelum OPPO menggenjot penjualan Seri F di negeri ini, OPPO Seri R adalah bintang. Harga 9,99 juta rupiah membuat R17 Pro terlihat sebagai bintang anyar yang benar-benar cemerlang.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis