tirto.id - Ada 100 juta transaksi yang dilakukan Go-Jek tiap hari, termasuk, tentu saja, layanan ojek online Go-Ride. Jika sedang malas atau tak tahu rute, saya biasa menggunakan jasa Go-Ride dan ojek online lainnya. Kali ini, ada pengalaman berbeda menggunakan ojek online, tak lain karena saya mendapat kesempatan untuk mencoba OPPO Find X, seri unggulan (flagship) terbaru dari OPPO, untuk meresensinya sambil berkendara.
Tak ada kendala memasang aplikasi ojek online, Go-Jek dan Grab, pada OPPO Find X. Apalagi, OPPO Find X memiliki jeroan gahar, seperti System-on-Chip (SoC) Snapdragon 845 dan RAM sebesar 8 gigabyte, yang jelas bukan rintangan untuk hanya menjalankan aplikasi ojek online. Dengan layar berukuran 6,42 inci dengan menggunakan teknologi OLED, tampilan aplikasi ojek online muncul lebih baik dan lebih terang.
Namun, karena OPPO Find X mengusung konsep layar penuh (full-display), dengan rasio screen-to-body mencapai 93,8 persen, pengguna harus hati-hati menavigasi aplikasi ojek online dan aplikasi lainnya. Pasalnya, “layar yang luber" membuat tangan gampang tak sengaja menekan tombol/navigasi.
Menggunakan OPPO Find X di atas ojek online rasanya berbeda. Alih-alih memasukkan smartphone ke saku celana bagian kanan, seperti yang biasa saya lakukan, smartphone yang berukuran jumbo ini jauh lebih pas digenggam di tangan. Ada rasa kurang nyaman tatkala duduk di jok motor sambil mengantongi OPPO Find X di saku celana. Ukurannya terlalu besar. Lalu, pemilihan bahan alumunium frame, membuat OPPO Find X licin dan rawan jatuh, khususnya ketika saku celana pengguna longgar.
Mencoba 3D Face Recognition Kala di Atas Jok Belakang Ojek
3D Face Recognition atau teknologi pemindai wajah adalah teknologi yang disematkan OPPO untuk proses otentifikasi. Untuk sistem ini, OPPO menyematkan flood illumination, infrared camera, ranging sensor, receiver, hingga dot projector di modul kamera depan. Teknologi yang tersemat di Find X ini diklaim menggunakan 15 ribu titik pengenalan wajah, yang berguna untuk mengidentifikasi wajah sang pemilik. Jumlah titik pengenalan wajah itu setengah dari yang disematkan Apple pada iPhone X dengan 30 ribu titik. Meski kalah jumlah, OPPO mengklaim teknologi pemindai wajahnya lebih aman 20 kali lipat dibandingkan sistem pemindai sidik jari.
Karena OPPO Find X mengusung konsep layar penuh, modul kamera disembunyikan di dalam tubuh smartphone. Kala hendak digunakan, ketika akan melakukan proses otentifikasi untuk masuk/login ke smartphone, dan saat aplikasi kamera dihidupkan, modul kamera mencuat ke atas. OPPO mengklaim jika modul kamera akan menyembul dalam waktu 0,6 detik dan telah sukses diujicobakan sebanyak 300 ribu kali.
Namun, rasanya berbeda ketika proses otentifikasi untuk membuka smartphone dilakukan sambil duduk di jok belakang ojek online. Sistem otentifikasi berbasis pemindai wajah itu bekerja kurang baik. Terutama saat mengarahkan smartphone tepat di depan wajah, secara face-to-face, secara vertikal. Berkali-kali 3D Face Recognition OPPO sukar mengenali wajah saya.
Menggunakan smartphone saat duduk santai di kursi dan saat duduk di jok motor jelas berbeda rasanya. Ada guncangan kendaraan, jarak yang terbatas, dan intensitas cahaya berbeda yang masuk. Kala mengarahkan OPPO Find X secara face-to-face secara vertikal, modul kamera berteknologi 3D Face Recognition itu memiliki ruang antara modul dan wajah pengguna yang terbatas. Ini terjadi karena sempitnya jarak antara saya, sebagai pengguna ojek online, dengan pengemudi. Modul kesulitan menjangkau seluruh bagian wajah sehingga membuatnya sukar melakukan pemindaian 15 ribu titik. Selain itu, kegagalan otentifikasi terjadi lantaran ada sinar matahari berlebih yang menerpa tubuh saya dari belakang sehingga modul kamera terkena efek backlight.
Ketika gagal terbuka dengan 3D Face Recognition, OPPO Find X menawarkan pengguna untuk memasukkan 6 digit PIN. Lagi-lagi, ini mudah dilakukan saat duduk santai di kursi, tapi sukar dilakukan saat duduk di jok ojek online. Permasalahan ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan sistem pemindaian berbasis sidik jari, yang mudah digunakan hanya dengan satu jari dalam kondisi apapun. Tapi, OPPO tak menyertakannya pada Find X.
Secara umum, sistem otentifikasi berbasis 3D Face Recognition bekerja manakala pengguna menghidupkan (menekan tombol on/off di sisi kanan), lalu menggesek (swipe) ke atas untuk menghidupkan modul kamera. Saat duduk santai, perkara ini mudah dilakukan. Namun, karena ukurannya yang besar lebih pas digunakan dengan dua tangan, siapapun yang menggunakannya di atas jok belakang ojek akan kesulitan. 3D Face Recognition tak bisa bekerja secara otomatis ketika pengguna hanya menekan tombol on/off tanpa swipe.
Kegagalan menggunakan 3D Face Recognition yang diarahkan secara face-to-face tak terjadi manakala saya melakukan otentifikasi untuk membuka smartphone dari arah samping, bahkan saat saya menggunakan helm dengan kaca terbuka maupun tertutup. 3D Face Recognition sukses mengenali wajah dan membuka kunci smartphone. Kesuksesan ini terjadi karena ada ruang yang lebih luas, misalnya dengan merentangkan tangan ke arah samping untuk menciptakan jarak yang pas antara modul kamera dan wajah.
Kamera dan Kemampuan Keseluruhan OPPO Find X
OPPO Find X punya kamera yang terbilang baik. Kamera utamanya memiliki lensa ganda dengan resolusi 16 dan 20 MP. Kamera depan mengusung resolusi 25 MP dengan bukaan f/2.0.
Saat mencoba kamera OPPO Find X, khususnya di atas jok belakang ojek, kamera smartphone ini menghasilkan foto yang mulus tanpa ada cela yang berarti. Beberapa foto yang saya buat menunjukkan kualitas yang baik tanpa blur. Pasalnya, OPPO membenamkan teknologi Optical Image Stabilization (OIS) untuk membuat kamera mampu meredam gunjangan, misalnya guncangan saat berkendara. Bukan hanya foto, video yang dihasilkan pun berkualitas baik, tanpa blur atau noise.
Sayangnya, modul kamera OPPO Find X berkonsep pop-up. Penggunaan pop-up camera memang menarik secara fisik. Namun, menyitir perkataan perancang desain Philippe Starck yang dikutip jurnalis The Verge Vlad Savov, daya tahan komponen mekanis punya kelemahan, tak peduli sebaik apapun produk itu didesain. Menurut Savov, Apple tetap berupaya menghilangkan segala unsur mekanik dari segala lini produknya.
Modul pop-up rentan rusak, khususnya jika smartphone terjatuh saat kamera aktif digunakan. Namun, guna mengantisipasi kejadian tersebut OPPO telah memasukkan sistem yang memungkinkan Find X mendeteksi kala ia terjatuh dan langsung menutup modul kamera.
Sebagai smartphone kelas premium, OPPO Find X mudah melahap hampir setiap aplikasi yang ada, termasuk gim. PUBG, Asphalt, hingga FIFA dapat berjalan baik di smartphone ini. Khusus bagi Asphalt, saya mencoba memainkannya di jok belakang ojek. Hasilnya, smartphone itu sanggup menghadirkan suasana bermain gim yang baik, suaranya terdengar jelas, meskipun ada gangguan kebisingan lalu-lintas di sekeliling.
Sayangnya, sebagai smartphone premium, OPPO Find X terlalu banyak menyimpan aplikasi bawaan yang sialnya sukar dihapus. Misalnya aplikasi OPPO App Store, toko aplikasi OPPO. Toko aplikasi tersebut tak beda jauh dengan Google Play Store, toko resmi aplikasi Android yang langsung dihadirkan sang empunya, Google. Walhasil, OPPO App Store jadi gimmick yang tak berguna.
Secara keseluruhan, OPPO Find X adalah smartphone yang tidak diperlukan jika Anda hanya memakainya untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya menggunakan aplikasi ojek online, aplikasi hiburan, berfoto-foto, atau sekadar berselancar di dunia maya. Hal-hal seperti itu bisa digunakan smartphone berharga kurang dari Rp5 juta. Angka belasan juta rupiah, yang harus dikeluarkan menebus smartphone ini, rasanya pun mubazir. Tapi, tentu saja, tak ada salahnya membeli produk ini jika Anda kelebihan uang. Bentuknya yang stylish, kecanggihannya yang melebihi smartphone biasa, dan tentu saja harganya yang mahal, bisa menaikkan gengsi.
Editor: Windu Jusuf