tirto.id - Jauh sebelum menjadi tren dan menghiasi pelbagai produk teknologi belakangan ini, warna rose gold pernah populer pada abad ke-19 di Moskow, Rusia, di mana para bangsawan mengenakan berbagai perhiasan dengan warna tersebut. Bahkan sang Tsar pada masa itu, Nicholas II, mempunyai “Moscow Kremlin Egg”, sebuah perhiasan berbentuk telur paskah, karya pandai perhiasan legendaris Peter Carl Fabergé.
Menurut Rebecca Mead dalam “The Semiotics of Rose Gold” yang diterbitkan The New Yorker pada 14 September 2015, warna unik yang dihasilkan perpaduan emas dan tembaga itu kelihatan hangat dan bersemu. “Bayangkan emas kuning yang tersipu malu,” katanya.
Sempat terlupakan selama beberapa dekade, rose gold kembali populer bersama sejumlah varian merah muda lainnya: millennial pink, dusty pink, dan rose quartz, yang dipilih Pantone Institute sebagai “Warna Tahun 2016.” Leatrice Eiseman, pakar warna dan direktur eksekutif Pantone Institute menyatakan, “Jika kita bicara tentang warna rose gold, kita akan mendapat kesan-kesan seperti kasih sayang, ketenangan, dan kehangatan.”
Sebuah video Pantone Institute menampilkan montase cuplikan-cuplikan kericuhan, gambar-gambar “keras”, lalu gambar awan, diiringi musik yang melambat tenang. Kemudian warna merah muda memenuhi layar. Pesannya jelas: dunia mungkin telah jadi makin keras, tetapi kita kenal penawarnya: kelembutan. Dan rona-rona merah muda, termasuk rose gold, mewakili hal tersebut secara simbolik.
Dianggap ramah bagi sebagian besar warna kulit, rose gold dirayakan oleh industri fesyen. Perancang busana Amerika-Belgia Diane von Furstenberg menawarkan tas bahu rose gold berhias kulit buaya. “Bandage dress” ikonik keluaran Herve Leger kini tersedia dalam warna rose gold. Birkenstock membuat versi rose gold sandal Arizona. Bahkan, ada lip gloss berwarna rose gold keluaran Wet n Wild.
Baru-baru ini, perusahaan-perusahaan pembuat perhiasan terkenal, termasuk Piaget dan Van Cleef & Arpels, ikut menghidupi popularitas rose gold lewat produk-produk mereka. “Rose gold tampak lebih kalem ketimbang emas kuning atau putih, menciptakan kesan hangat, dan dapat dipadukan dengan baik dengan batu-batuan mulia,” ujar Suzy Menkes, perancang busana Boucheron, di New York Times.
Sebagai bagian dari keseharian hampir setiap orang, ponsel juga berfungsi sebagai semacam perhiasan: ia ikut menciptakan kesan tentang diri Anda. Di Asia pada khususnya, rose gold diidentikkan dengan kekayaan dan daya beli. Maka, dengan warna rose gold yang lembut serta bentuknya yang ramping, OPPO F3 Rose Gold menjadi “pernyataan gaya” yang secara subtil mengesankan bahwa Anda memahami tren serta tahu cara terbaik merepresentasikan diri dan status sosial Anda.
OPPO, yang dikenal luas sebagai selfie expert, tentu mempunyai kamera yang layak dibanggakan. F3 memiliki dua kamera depan: satu kamera 16MP dengan piksel ekstra besar dan satu kamera double view dengan bidang pandang yang sanggup membingkai lebih banyak subjek dalam group selfie, sehingga Anda tak akan kesulitan lagi mengabadikan momen bersama keluarga maupun teman. Pengalaman selfie yang ditawarkan OPPO F3 jadi semakin mudah dan kaya dengan fitur-fitur “Ultra HD”, “Anti-shake 2.0”, “Expert Mode”, dan “Beautify 4.0.”
“Beautify” diperkenalkan OPPO pada awal 2011, sebagai fitur built-in dalam ponsel pintar U701. Hasilnya ialah sebuah pembaruan. Ia memungkinkan pengguna memotret diri mereka dalam penampakan terbaik kapan saja. U701 sukses besar dan mendorong OPPO buat mengembangkan fitur tersebut hingga versi mutakhir, “Beautify 4.0”, dengan algoritma yang canggih serta kemampuan mempercantik subyek yang semakin alamiah.
OPPO, juga perusahaan-perusahaan ponsel lain yang mengikuti jejaknya mengembangkan fitur-fitur selfie serta menciptakan tampilan ponsel yang elok, tentu mengerti bahwa penampilan ialah urusan yang tak patut dianggap remeh.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis