Menuju konten utama

Omzet Penjual Perlengkapan Ospek UB Malang Turun Drastis

Sejumlah penjual perlengkapan ospek di sekitar Universitas Brawijaya Malang mengeluhkan turunnya pendapatan mereka secara drastis tahun ini.

Omzet Penjual Perlengkapan Ospek UB Malang Turun Drastis
Penyambutan mahasiswa baru di Universitas Brawijaya Malang. tirto.id/Tony Firman.

tirto.id - Pedagang perlengkapan ospek di sekitar Universitas Brawijaya mengeluhkan turunnya omzet penjualan secara drastis, disinyalir karena ada pihak dari dalam kampus yang ikut berjualan.

Rangkaian acara penyambutan mahasiswa baru di Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang dibuka dengan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MABA) atau dikenal dengan istilah ospek. Mahasiswa baru juga diwajibkan untuk memakai dan membawa berbagai macam atribut tertentu yang telah ditentukan oleh panitia ospek.

Hal ini dimanfaatkan oleh sejumlah orang untuk menggelar lapak perlengkapan ospek di sekitaran kampus. Pantauan Tirto pada Jumat (18/8/2017), ada puluhan pelapak yang menggelar dagangannya di trotoar sepanjang Jalan Veteran Kota Malang dari pagi hingga malam hari.

Namun beberapa penjual mengaku omzet tahun ini cenderung merosot drastis. Doni (30), penjual peralatan ospek asal Blitar mengaku kini per hari pendapatan bersih hanya menyentuh angka Rp 100 ribu. “100 itu saja sudah paling bagus,” ungkapnya pasrah.

Doni mensinyalir lesunya omzet penjualan perlengkapan ospek ini tidak lain karena adanya pihak dalam yang turut ikut berjualan. “Mereka sudah tahu kebutuhannya dulu. Dapet bocoran dari panitia. Kalo panitianya sendiri (jualan) gak mungkin karena sibuk.” tuturnya menjelaskan.

Tahun ini, dianggap penurunan paling parah dari pendapatan berjualan perlengkapan ospek. Sejak tahun 2014, Doni dan para pedagang lainnya sudah tidak mengerjakan paket peralatan ospek secara penuh seperti biasanya. Arus informasi tentang berbagai macam perlengkapan ospek yang ditugaskan panitia kepada para mahasiswa baru sudah tidak didapat.

Ukuran, bentuk, bahan, warna dan lainnya untuk sebuah alat perlengkapan ospek memang bisa berubah-ubah tiap tahunnya. Praktis kini Doni sejak tahun 2014 hanya mengandalkan berjualan perlengkapan ospek secara eceran, seperti aneka macam kertas, tali, pita, kaos kaki, sepatu, gunting dan lain sebagainya.

Sebagai perbandingan, Doni mengungkapkan pendapatan bersih dari total omzetnya dahulu bisa mencapai jutaan. “Waktu zaman masih mengerjakan paket perlengkapan ospek penuh, bisa dapat bersih Rp 3 juta (tiap kampus)," ujar Doni.

Merosotnya pendapatan tahun ini membuat Doni dan para penjual perlengkapan ospek lainnya berencana untuk tidak lagi berjualan memenuhi kebutuhan para mahasiswa baru Universitas Brawijaya di tahun depan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Samsul (35). Pria asal Madura ini mengeluhkan tentang merosotnya harga pembuatan peralatan ospek bagi para mahasiswa baru karena harus bersaing telak dengan perdagangan peralatan ospek di dalam kampus maupun dengan sistem pemesanan online.

Berbeda dengan Doni, Samsul yang ditemui Tirto pada bulan Juni lalu memiliki bos yang memasok daftar pesanan dan penyedia informasi tentang spesifikasi peralatan ospek yang ditugaskan dari panitia kepada para mahasiswa baru.

Untuk penghasilan terbaiknya, pria yang kesehariannya juga berprofesi sebagai pemulung ini pernah mengantongi Rp2 juta sampai Rp3 juta per kampus tiap tahunnya. Namun kini setelah permintaan merosot dan cenderung sepi, ia mengaku tak lagi berminat untuk berjualan peralatan ospek tahun ini.

Tidak banyak pedagang peralatan ospek yang mau bercerita panjang lebar. Pedagang peralatan ospek eceran lain yang enggan disebutkan namanya mengaku untuk sehari saja hanya ada sekitar 5 sampai 10 pembeli. Sedangkan yang lain masih sama mengeluhkan minimnya pembelian peralatan ospek jika dibanding beberapa tahun belakangan.

Doni mengaku masih memiliki harapan mendapat untung wajar ketika menggelar lapak peralatan ospek di Universitas Muhammadiyah Malang pada pekan depan. Menurutnya di kampus tersebut keuntungan tiap tahunnya masih stabil dan menjanjikan.

Sampai berita ini diturunkan, para penjual peralatan ospek dari kalangan internal kampus masih belum dapat ditemui dan enggan berbicara memberi keterangan.

Acara PK2MABA sendiri sedianya dilaksanakan mulai hari Sabtu (19/8/2017) sampai hari Senin (21/8/2017) besok. Pembukaan akan dimeriahkan dengan berbagai acara penampilan seperti Marching Band, Paduan Suara, Flying Fox dan lain sebagainya di hadapan sekitar 10 ribu mahasiswa baru.

Dirilis oleh Humas Universitas Brawijaya, guna menjamin keamanan di dalam dan di luar kampus, pihaknya menggandeng jajaran aparat keamanan Kapolsek Lowokwaru, Kapolsek Klojen, Kodim Kota Malang, dan MAKO.

Baca juga artikel terkait PENERIMAAN MAHASISWA BARU atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Bisnis
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Maya Saputri