tirto.id - Pemprov DKI Jakarta melaksanakan uji coba rute baru Ok-Otrip di Kampung Melayu-Duren Sawit mulai hari ini, Senin (15/1/2018). Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, ada 15 unit angkutan kota (angkot) yang dipersiapkan selama masa uji coba.
"Setiap armada akan ada 1 petugas TransJakarta atau Dinas Perhubungan. (Mereka) sekalian juga mengedukasi dan menjual kartu OK Otrip," ujarnya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018).
Sandi mengatakan, petugas di armada tersebut diperlukan untuk mendorong penjualan kartu Ok-Otrip yang hingga saat ini baru terjual sekitar 3 hingga 4 ribu kartu. Sandi berharap, "bisa sampai 20 ribu penjualannya sampai dengan dua bulan masa uji coba."
Angkot OK Otrip yang diujicobakan di rute baru di Jakarta Timur itu akan melintas dari Kampung Melayu hingga Duren Sawit dengan waktu operasi pukul 05.00 hingga 22.00 WIB.
Rute tersebut diambil lantaran belum tersentuh angkutan umum, yakni dari terminal kampung Melayu ke arah Cipinang Indah I, Cipinang Indah II, Pasar Impres SMPN 51, Jalan Pahlawan Revolusi, Jalan Arafuru, dan berhenti di Rumah Sakit Duren Sawit.
Pada masa uji coba hari ini, kata Sandi, angkot Ok Otrip menggratiskan biaya perjalanan bahkan bagi penumpang yang belum memiliki kartu Ok-Otrip.
Rencananya, tanggal 16 Januari mendatang Pemprov bakal menambah satu trayek lagi baru yakni kampung Rambutan Pondok Gede. Sehari setelahnya, ujar Sandi, "17 Januari, (rute) Cakung-Rorotan. Kita ingin cara bertahap dan akan bertambah terus."
Untuk diketahui, Ok-Otrip merupakan salah satu program yang diunggulkan pasangan Anies-Sandi untuk mengurai kemacetan Ibukota. Pada masa kampanye Pilkada Jakarta, Wakil Gubernur Sandiaga Uno menyebut konsep Ok-Otrip berbeda dengan Transjakarta yang menerapkan tarif Rp 3.500 untuk naik Transjakarta.
Menurut Sandi, sistem TransJakarta yang diterapkan saat ini tidak mengakomodir keberadaan angkot sehingga pengguna TransJakarta harus mengeluarkan biaya ongkos untuk sampai ke halte TransJakarta.
Karena itulah, Sandi menggagas Oke-Otrip, yang akan menggandeng angkot-angkot eksisting untuk dijadikan angkutan pengumpan yang menjangkau daerah perumahan. Biayanya, hanya Rp5.000 sekali jalan ke semua tujuan.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto