tirto.id - Perdana Menteri Inggris, Theresa May, Selasa (13/3/2018), menyatakan Moskow patut bertanggung jawab atas keracunan mantan mata-mata ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris, dengan menggunakan racun saraf kelas militer: novichok.
Racun Novichok diyakini lima hingga 10 kali lebih mematikan daripada gas VX dan Sarin. VX adalah racun saraf yang dipakai untuk membunuh saudara tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Jong Nam, di Malaysia 13 Februari 2017.
Racun novichok memperlambat kerja jantung dan membatasi saluran udara, yang menyebabkan kematian akibat sesak napas, kata guru besar farmakologi Universitas Reading, Profesor Gary Stephens.
Gejala yang ditimbulkan korban setelah menghirup Novichok sama dengan racun saraf yang lain. Racun itu berusaha menghalangi informasi dari otak ke otot, sehingga menyebabkan fungsi tubuh mengalami kegagalan.
Novichok, dalam bahasa Rusia berarti "pendatang baru". Racun ini dikembangkan pada masa Uni Soviet pada 1970-an. Senjata kimia generasi keempat itu dikembangkan secara rahasia, dan diberi kode program "Foliant".
Berdasarkan laporan dari BBC beberapa varian Novichok sudah diproduksi sebagai bagian dari senjata kimia yang digunakan Rusia.
Pada 4 Maret 2018 lalu seorang eks mata-mata Rusia, Sergei Skripal (66) dan putrinya, Yulia (33) ditemukan terbujur kaku dan tak sadarkan diri di sebuah bangku taman di Salisbury, Inggris. Kini Skripal dan Yulia sedang dalam keadaan kritis dan dirawat secara intensif. Theresa May mengatakan kepada Parlemen Inggris, Rusia secara langsung bertanggung jawab baik karena meracuni atau mengizinkan racun saraf tersebut berpindah tangan ke orang lain.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani