tirto.id - Baru-baru ini, Jakarta Concert Orchestra (JCO) sukses menghadirkan pengalaman musikal baru melalui gelaran konser orkestra yang bertajuk Symphonic Saga: Iconic Scores from Anime & Games.
Acara yang berlangsung pada Sabtu (7/12/2024) di Studio RCTI+, Jakarta ini menyajikan orkestra yang unik.
Alih-alih lagu dan musik klasik, JCO menampilkan lagu-lagu ikonik dari soundtrack anime dan video game populer dari budaya pop Jepang dalam balutan megahnya simfoni orkestra.
Symphonic Saga menjadi konser ketiga sekaligus penutup rangkaian konser Anime Symphony yang dipersembahkan JCO pada tahun ini.
Konser-konser sebelumnya bertajuk An Anime Symphony: Resonance yang digelar pada Juni 2024 dan An Anime Symphony: Overdrive pada Februari 2024.
Kali ini, Jakarta Concert Orchestra membawakan lagu-lagu soundtrack dari video game legendaris yang setia menemani masa kecil kita, seperti Pokémon, Kingdom Hearts III, Legend of Zelda, Persona 5, NieR: Automata, Suikoden II, Chrono Trigger, Super Smash Bros, serta seri Final Fantasy (X, VII Remake, XV, dan XVI).
Sementara dari dunia manga dan anime, dihadirkan soundtrack dari anime Attack on Titan, Hunter x Hunter, Saint Seiya, Captain Tsubasa, Chibi Maruko-Chan, Demon Slayer, Violet Evergarden, Joshiraku, One Piece, Naruto: Shippuden, hingga Kimi no Na Wa.
Total terdapat 24 lagu yang dibawakan oleh ensambel Jakarta Concert Orchestra dengan dipandu oleh Avip Priatna sebagai konduktor.
Tak hanya itu, sejumlah lagu juga dimeriahkan oleh penampilan apik dari Batavia Madrigal Singers, The Resonanz Children Choir (TRCC), dan TRCC Serunai yang juga berada di bawah naungan Avip Priatna.
Avip menyebut bahwa musik yang kita dengar selama menonton anime dan memainkan game kesukaan akan terus tersimpan di dalam memori dan membawa kenangan manis dari masa kecil yang penuh harapan dan petualangan.
Melalui konsep ini, Avip berharap dapat memperkenalkan musik orkestra kepada khalayak yang lebih luas lagi, terutama generasi muda yang tumbuh bersama budaya pop modern yang dinamis.
“Kami percaya ini akan menjadi jembatan bagi para penggemar untuk lebih menghargai musik klasik melalui medium yang mereka cintai,” lanjut Avip.
Hanyut dalam Nostalgia Bersama
Antusiasme penonton memenuhi aula konser.
Sekitar 4.000 penonton menanti dengan tidak sabar untuk menyaksikan keindahan OST anime dan game legendaris yang dihadirkan dalam balutan musik orkestra.
Bahkan, beberapa di antaranya tampil mengenakan kostum atau cosplay dari karakter anime dan game favorit mereka.
Influencer Michelle Setia Utama ikut mengenakan kostum Nico Robin, karakter dari anime One Piece, saat menghadiri acara ini.
Michelle mengaku senang dapat bertemu dengan pencinta anime lainnya yang ikut meramaikan suasana konser dengan cosplay kostum-kostum karakter anime.
“Aku cosplay jadi karakter dari One Piece untuk lebih mendalami suasana acara dan ternyata banyak juga yang cosplay! Jadinya seru banget bisa foto-foto bareng dengan sesama penggemar,” ujarnya dalam pers release yang diterima Diajeng Tirto.
Michelle juga memuji kualitas performa orkestra yang disiapkan secara baik dan terorganisir, ”Aku benar-benar amazed dan terpukau sama aransemen orkestra yang disajikan. Saat bagian Demon Slayer, One Piece, dan Naruto dimainkan, rasanya bahagia dan terharu, bahkan hampir menangis saking kerennya.”
Konser Symphonic Saga juga berhasil membangkitkan rasa nostalgia penonton lewat aransemen musik yang dibawakan dan didukung oleh visual dari grafis anime dan game yang ditampilkan di layar.
Salah satu penikmat konser, Tino (31) merasa kembali ke masa kecilnya saat menyaksikan penampilan lagu Pokémon Center Black & White Version.
“Ketika awal dengar orkestranya bawakan soundtrack Pokémon, aku jadi teringat ke masa-masa masih kecil dan lugu dulu, pas masih banyak waktu buat main game,” kenang dia saat diwawancara oleh Diajeng.
Selain OST Pokémon, Tino juga sangat menanti-nanti soundtrack anime Hunter x Hunter yang berjudul Departure!.
“Pas orkestra menampilkan Departure juga, wah sumpah, di awal rasanya udah bikin merinding karena bagus banget musik yang dibawakan,” timpalnya.
Suasana haru dan perasaan nostalgia pun begitu terasa ketika Opening Soundtrack dari anime Captain Tsubasa dibawakan dalam versi bahasa Indonesia.
Melodi yang sudah begitu akrab di telinga itu seakan membawa penonton kembali ke masa kecil mereka.
Momen ini semakin istimewa karena JCO turut mengajak penonton untuk bernyanyi bersama dengan menampilkan lirik lagu tersebut di layar besar.
Sambil bernyanyi, para penonton turut menggoyangkan gelang warna-warni yang mereka kenakan.
Interaksi yang hangat antara penonton dan para musisi di atas panggung ini menjadi salah satu momen yang tak terlupakan dari konser tersebut.
Tidak hanya itu, salah satu penampilan yang paling mencuri perhatian adalah lagu Yume Ippai dari anime Chibi Maruko-chan.
Lagu ini dibawakan dalam versi Bahasa Indonesia dengan penuh keceriaan oleh paduan suara anak-anak berusia 4-7 tahun dari TRCC Kelas Serunai. Dengan mengenakan kostum seragam berwarna pink, anak-anak tersebut tampil memukau dan menggemaskan.
Pembuat konten dari Jepang, Kencampur, yang juga menghadiri konser ini menyebut bahwa ia menikmati rangkaian konser meski ada beberapa lagu yang tidak familiar di telinganya.
Penampilan memukau dari Jakarta Concert Orchestra (JCO) tidak hanya menyuguhkan pengalaman baru bagi para penggemar anime, tetapi juga membuka pintu bagi mereka yang sebelumnya jarang mendengarkan musik orkestra.
Pengalaman ini dirasakan Dna (30) yang telah dua kali menghadiri konser Anime Symphony yang dihelat JCO.
“Aku ingin mencoba mendengar atau menonton musik klasik lainnya selain anime karena sudah dua kali menonton konser Anime Symphony ini,” aku Dna.
Kemeriahan konser pun ditutup dengan dua lagu kejutan dari anime Kimi no Na Wa dan Attack on Titan, yakni Sparkle dan Shinzō wo Sasageyo!.
ara pengisi acara sebelumnya ikut naik ke atas panggung untuk membawakan kedua lagu ini.
Avip Priatna selaku Direktur Musik The Resonanz Music dan Konduktor Jakarta Concert Orchestra menyampaikan rasa terima kasihnya atas antusias luar biasa penonton yang hadir.
Dalam sambutannya, ia menegaskan cita-cita JCO untuk menjadikan musik sebagai jembatan budaya lintas generasi.
“Konser ini menjadi bukti bahwa musik dapat menyatukan berbagai generasi melalui kecintaan terhadap anime dan game. Kami berharap Symphonic Saga tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga pengalaman yang meninggalkan kesan mendalam di hati semua orang,” pungkasnya.
Penulis: Yolanda Florencia Herawati
Editor: Sekar Kinasih