tirto.id - Pelatih Bayern Munchen, Niko Kovac, tengah memburu tiga rekor baru sekaligus di Final DFB Pokal 2019. Akan tetapi rekor tersebut baru akan sah menjadi miliknya andai Bayern sukses mengalahkan Leipzig dalam laga yang digelar di Stadion Olimpia Berlin.
Rekor pertama yang dimaksud adalah menjadi pemain dan pelatih yang bisa membawa Bayern juara Bundesliga dan DFB Pokal di musim yang sama. Seperti diketahui, Kovac juga pernah membela Bayern sebagai pemain pada musim 2001-2003. Saat itu Kovac yang bermain sebagai gelandang mampu mempersembahkan gelar juara Liga Jerman dan DFB Pokal pada musim 2002-2003.
Maka malam ini bisa menjadi guratan sejarah tersendiri bagi pria asal Kroasia itu. Berada di kursi pelatih Bayern, Kovac tak hanya akan masuk dalam buku sejarah Bayern. Sebagai tambahan, ia juga bisa menjadi orang pertama yang bisa memberikan gelar lokal ganda di musim yang sama baik sebagai pelatih maupun pemain di sebuah klub dalam sejarah sepakbola Jerman.
Rekor kedua yang diburu Kovac adalah menjuarai DFB Pokal dalam dua musim beruntun namun dengan dua klub berbeda. Tahun lalu Kovac yang melatih Eintracht Frankfurt mengantar klub tersebut ke podium tertinggi setelah mengalahkan Bayern 3-1 di final. Kini, ia kembali masuk ke final namun bersama tim berbeda.
Sebelumnya ada nama Felix Magath yang bisa mempertahankan gelar juara DFB Pokal. Namun Magath hanya bisa melakukannya di klub yang sama yakni Bayern pada tahun 2005 dan 2006.
Sementara rekor ketiga adalah Kovac bisa menjadi pelatih keempat yang menjuarai DFB Pokal dengan minimal dua klub berbeda, namun tidak dalam tahun berurutan. Sebelumnya sudah ada tiga nama yakni Otto Rehhagel (Fortuna Dusseldorf 1980, Werder Bremen 1991 dan 1994), Hennes Weisweiler (Borussia Monchengladbach 1973, Cologne 1977 dan 1978), dan Karl-Heinz Feldkamp (Bayer Uerdingen 1985, Frankfurt 1988, dan Kaiserslautern 1990).
Final Ketiga Beruntun Kovac
Menariknya lagi, ini merupakan final ketiga beruntun bagi pria berusia 47 tahun tersebut. Dua edisi sebelumnya ia raih bersama Frankfurt dengan hasil sekali kalah dari Borussia Dortmund dan sekali menang atas Bayern.
Ditanya mengenai apa resep bisa merajai DFB Pokal dalam tiga tahun terakhir, Kovac mengaku hanya beruntung saja. Baginya, ia tak punya jurus khusus atas kesuksesannya menembus tiga final dalam tiga tahun terakhir.
“Saya tidak punya formula khusus karena tidak pernah ada jalan mudah. Kamu harus dinaungi keberuntungan dan butuh drawing yang bagus. Tapi yang terpenting, kamu tidak boleh meremehkan siapa pun lawan yang kamu hadapi,” kata Kovac, sebagaimana dikutip dari situs web resmi klun, Sabtu (25/5/2019).
Sayangnya, karena gagal menjadi juara bersama Frankfurt di final pertama, Kovac tak jadi bisa menyamai rekor Hans Schmidt. Sejauh ini Schmidt sangat superior dengan menjadi juara tiga musim beruntun di DFB Pokal pada tahun 1930-an lalu.
Penulis: Wan Faizal
Editor: Ibnu Azis