Menuju konten utama

Neraca Perdagangan RI Oktober Surplus 5,6 Miliar Dolar AS

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus 5,67 miliar dolar AS pada Oktober 2022.

Neraca Perdagangan RI Oktober Surplus 5,6 Miliar Dolar AS
Seorang pekerja menyaksikan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (24/8/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus 5,67 miliar dolar AS pada Oktober 2022. Hal ini menjadi tren positif dan menembus rekor 30 bulan surplus berturut-turut.

"Neraca perdagangan barang Oktober 2022 ini mencapai surplus 5,67 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Oktober 2022 ini kalau kita lihat trennya kebelakang, ini membukukan surplus selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS, Setianto dalam saluran YouTube BPS, Selasa (15/11/2022).

Dia menjelaskan capaian tersebut lantaran nilai ekspor pada Oktober 2022 tumbuh 24,81 miliar dolar AS. Sementara impor mencapai 19,14 miliar dolar AS.

Kemudian dia merinci neraca perdagangan komoditas migas Indonesia mengalami defisit 1,99 miliar dolar AS. Dengan komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak.

Sementara itu, neraca perdagangan non migas mengalami surplus sebesar 7,66 miliar dolar AS. Hal ini ditopang oleh bahan bakar mineral, lemak, dan minyak nabati, biji besi dan baja.

Kemudian, berdasarkan negaranya, surplus perdagangan tanah air terbesar disumbang India, Amerika Serikat dan Cina.

Dengan India, surplus perdagangan Indonesia mencapai 1,69 miliar dolar AS dengan komoditas utama penyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

Kemudian dengan Amerika Serikat, memperoleh surplus 1,28 miliar dolar AS, dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, lemak dan minyak hewan nabati, dan alas kaki.

Lalu, Cina senilai surplus 1,04 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang utama yakni bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Sementara itu, dia menjelaskan neraca perdagangan tanah air juga mengalami defisit dengan tiga negara utama yaitu Australia, Brazil, dan Korea Selatan.

Setianto merinci defisit dengan Australia mencapai 533,8 juta dolar AS dengan komoditas utamanya serealia, bahan bakar mineral, dan binatang hidup. Lalu Brazil, defisit 314 juta dolar AS dengan komoditas utamanya ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, serta daging hewan.

Kemudian Korea Selatan defisit senilai 183,8 juta dolar AS dengan komoditas utama mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan besi baja.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Intan Umbari Prihatin

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Intan Umbari Prihatin
Editor: Anggun P Situmorang