tirto.id - Anggota Komsi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru membantah adanya insiden pemukulan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim terhadap Mukhtar Tompo usai Rapat Dengar Pendapat Umum antara PT Freeport Indonesia bersama Komisi VII DPR RI yang diselenggarakan secara tertutup di Kompleks DPR Senayan, Kamis (9/2/2017).
“‘Gak ada, gak ada [pemukulan] itu,” kata Nasyirul kepada Tirto, Kamis malam.
Menurut Nasyirul insiden itu terjadi saat Muhtar Tompo mau mengajak salaman Chappy Hakim. Tapi pada saat mau salaman, Chappy sedang sibuk sehingga tak melihat. Dari situ kesalahpahaman terjadi.
“Kalau kepukul ga ada sih,” tambahnya.
Terkait insiden ini Chappy tak menjawab saat dikonfirmasi Tirto.id. Pesan melalui aplikasi Whatssapp hanya dibaca namun tidak dibalas.
Rapat tertutup itu membahas mengenai pembahasan pembangunan smelter. Dalam rapat itu Freeport tidak mempermasalahkan membangun smelter namun perusahaan tambang tembaga itu didukung agar usahanya terjamin.
“Artinya, segalanya kan investasinya kan mahal, jadi kepastian segalanya itu harus benar. Kontrak karya yang harus dilakukan harus dilakukan harus diperpanjang,” jelas Nasyirul.
Sementara PT Freeport Indonesia masih menanti kesediaan pemerintah untuk mengeluarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Sementara agar bisa mendapatkan kesempatan relaksasi ekspor.
"Kami masih menunggu IUPK Sementara sehingga bisa ekspor (relaksasi ekspor), namun izin dari pemerintah belum keluar," kata Juru bicara PT Freeport Indonesia, Riza Pratama, seusai mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks DPR Senayan, Jakarta, pada Kamis (9/2/2017) seperti dikutip Antara.
Riza mengatakan hingga kini aktivitas produksi PT Freeport Indonesia tersendat akibat belum bisa melakukan ekspor.