tirto.id - Masyarakat Muslim Indonesia di kota Perth, Negara Bagia Australia Barat, kini telah memiliki gedung sendiri sebagai tempat untuk memfasilitasi berbagai kegiatan mereka di Australia. Gedung yang disebut IUC ini resmi digunakan sejak Senin, (28/3/2016) sore waktu setempat.
Gedung ini berdiri di daerah Sevenoaks Street, Cannington, hanya berjarak sekitar 140 meter dari stasiun kereta Queens Park. Luas ruangan dua lantai itu 360 meter persegi dengan pagar besi agak tinggi di bagian depan, yang menghadap ke Sevenoaks Street.
Gedung itu juga dilengkapi dengan peturasan, dapur, serta beberapa kamar. Di bagian samping gedung terdapat lahan parkir yang cukup memadai.
Untuk sementara, gedung IUC ini masih disewa berkat kerja sama berbagai lembaga masyarakat, termasuk Cahaya Hati, Mitra Sunda, PPIP, KIPAS, ASWA, CIMSA, dan ICMI. Prakarsa itu juga terwujud berkat dukungan PIMSI, NU Australia Barat, Muhammadiyah Australia Barat, serta beberapa pengajian dan pribadi.
"Untuk jangka pendek, kami menyewa gedung ini dulu, dengan pertimbangan tempat strategis," kata Ahmad Yani, yang mewakili masyarakat Aceh di Australia, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin, (28/3/2016).
Yani juga menyebutkan bahwa banyak masjid tersebar di Perth. Pengurus IUC sendiri memperkirakan jumlah Muslim Indonesia di Perth mencapai 1.500 orang. Mereka memiliki beragam kegiatan keagamaan seperti misalnya pengajian untuk anak-anak (TPA), pengajian untuk dewasa, kelas Tahsin, dan tadabbur.
"Yang kami butuhkan adalah gedung untuk masyarakat," ujar Yani.
Panitia penggagas pengadaan gedung masyarakat Muslim di Perth itu berharap bahwa dalam waktu dekat akan tersusun pengurus yang bertugas menampung keperluan IUC, berikut jadwal pemakaiannya.
"Rumah baru" bagi masyarakat Muslim di Perth itu akan dibuka untuk kegiatan umat mulai pukul 07.00 hingga 22.00. (ANT)