tirto.id - Jelang pertandingan penting Timnas U-16 Indonesia vs Vietnam di Piala AFC U-16 Senin (24/9/2018) besok, para penggemar Garuda Asia masih terus menanti perkembangan kondisi Mochammad Supriadi dan Brylian Aldama. Dua pilar penting Timnas U-16 Indonesia tersebut belum sepenuhnya pulih, usai mengalami cedera saat skuat asuhan Fakhri Husaini berhasil menekuk Iran 2-0, Jumat (21/9/2018) lalu.
Kondisi Brylian tak terlampau parah. Ia mengalami benturan dengan pemain Iran dan terjatuh, lantas ditandu ke luar lapangan pada pertengahan babak kedua. Awalnya pelatih Fakhri Husaini menduga Brylian mengalami dislokasi. Namun setelah melalui pemeriksaan dengan tim dokter, diketahui bahwa Brylian terkena cedera otot bahu.
Sementara itu, kondisi Supriadi lebih mengkhawatirkan. Pemain serba bisa yang kerap diplot di sayap kanan maupun kiri itu mengalami kambuh terhadap cedera lamanya. Sebelum turnamen dimulai, Supriadi memang sempat mengalami cedera lutut. Cedera itu sudah sembuh saat turnamen hendak dimulai, namun kambuh akibat benturan dengan pemain lawan pada laga kemarin.
"Saya akan terus pantau perkembangannya dengan dokter tim," ungkap pelatih Timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini seperti dikutip laman resmi PSSI.
Pada momen terpisah, dalam wawancaranya dengan Goal, dokter Timnas U-16 Indonesia Dicky Muhammad Shofwan membenarkan kondisi yang ada. Ia tak menampik jika cedera keduanya belum sepenuhnya pulih, pun dengan situasi di mana kondisi Supriadi lebih mengkhawatirkan. Brylian masih dimungkinkan tampil saat hadapi Vietnam, namun belum ada kepastian mengenai kans tampil Supriadi.
"Saya memperkirakan dia [Brylian] sudah bisa bermain lagi ketika lawan Vietnam. Untuk Supri, kemarin otot paha dan betisnya ketarik, jadi cedera dia yang lama kambuh lagi, kami terus pantau kondisinya," ungkap Dicky.
Fakhri Siapkan Kemungkinan Terburuk
Cedera yang membekap Supriadi jadi pukulan bagi Fakhri Husaini. Pasalnya, pemain bernomor punggung 11 itu merupakan tumpuan utama Indonesia dalam melakukan penetrasi, khususnya dalam memaksimalkan celah di lebar lapangan.
Peran Supriadi bahkan terlihat jelas dalam laga kontra Iran. Ia jadi otak dalam terciptanya gol cepat Garuda Asia pada menit keempat, saat umpan tariknya dikonversi dengan baik oleh Bagus Kahfi menjadi tendangan yang menggetarkan gawang lawan.
Walau demikian, kedalaman skuat Garuda Asia sesungguhnya tak perlu dipertanyakan. Andai pun Supriadi tak bisa bermain, taktik lain dengan skema yang sama masih dapat diterapkan.
Cara yang paling mungkin--dan sering dilakukan Fakhri saat Supriadi tak bisa bermain--adalah dengan menarik Bagus Kahfi lebih bermain ke sisi sayap. Kemudian, pos ujung tombak yang ditinggal Bagus bisa diisi oleh penyerang lain yang tak kalah mumpuni, Sutan Zico misalnya.
Pendekatan lain juga bisa dilakukan dengan mengubah formasi. Dalam beberapa uji tanding, Indonesia terlihat tak kesulitan meninggalkan skema 4-2-3-1 yang seolah jadi 'paten' sejak Turnamen Jenesys di Jepang. Meski tak bisa ditampik, skema tersebut bisa jadi senjata ampuh untuk menghadapi tim dengan karakter terbuka seperti Vietnam.
Untuk sektor lain, andai takdir terburuk menggariskan Brylian tidak dapat tampil, Fakhri juga tak perlu pusing. Di laga kontra Iran lalu, saat Brylian tak dapat melanjutkan pertandingan, Fakhri sempat mendorong gelandang lain (Yudha Febrian) untuk bermain lebih ke depan. Hasilnya pun tak buruk. Bahkan, pada akhirnya Indonesia mampu menambah keunggulan menjadi 2-0.
"Saya punya 23 pemain. Dan saya yakin sebagian besar mereka juga bisa main di lebih dari satu posisi," tandas sang pelatih.
Kemenangan dalam duel kontra Vietnam besok jadi target yang tak bisa ditawar oleh Amiruddin Bagus Kahfi dan kawan-kawan. Tambahan tiga poin akan memastikan satu kaki Garuda Asia menginjak babak perempat final. Pada awal turnamen, kubu Indonesia memasang target satu tiket lolos ke Piala Dunia U-17 tahun depan. Guna memenuhi ambisi tersebut, setidaknya mereka wajib melangkah hingga babak semifinal.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan