tirto.id - Selama masa Angkutan Lebaran 2018, jalur penerbangan untuk mudik akan menggunakan bagian selatan Pulau Jawa. Hal ini dimaksudkan untuk memecah kepadatan lalu lintas udara di jalur utara.
"Semua jalur kita gunakan, baik Utara maupun Selatan dan koordinasi kita dengan TNI AU sudah sangat baik," kata Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia Novie Riyanto di Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Saat ini, lanjut dia, jarak antara lintasan penerbangan sipil dengan markas TNI AU di Madiun sejauh 75 mil sesuai dengan ketentuan.
"Sejauh ini jaraknya masih 75 mil dan belum ada rencana pemotongan jalur," kata Novie seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan jalur selatan penerbangan sangat efektif digunakan untuk kota-kota tujuan seperti Yogyakarta dan Denpasar.
"Terutama dari Solo ke Denpasar bedanya bisa 45 mill lebih dekat, tapi kalau dari Jakarta ke Denpasar relatif sama," kata dia menjelaskan.
Meskipun saat ini masih terhitung sepi (low season), pihaknya sudah mempersiapkan untuk mengatur kepadatan lalu lintas udara yang dimulai sejak H-15 Lebaran.
Sebagai persiapan pada waktu-waktu padat selama musim mudik dan balik Lebaran 2018, Novie menyebutkan pihaknya akan mengerahkan sekitar 1.200 personel dan 400 personel siaga.
Hal itu karena sejumlah bandara akan beroperasi 24 jam, sementara bandara-bandara lain jam operasionalnya juga akan diperpanjang.
Bandara-bandara yang ditambah jam operasionalnya adalah Bandara Internasional Soekarno-hatta Jakarta, Bandara Halim Perdanakusuma, Juanda-Surabaya, Hang Nadim-Batam, Sam Ratulangi-Manado, Kualanamu-Medan, Banjarmasin, dan Solo.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari