Menuju konten utama

Mudahnya Kabur dari Rutan

Rutan Salemba yang dianggap sudah bagus sistem keamanannya, ternyata beberapa kali dibobol napi yang melarikan diri. Pelarian terakhir tergolong lucu karena napi kabur dengan cara kuno, menyaru sebagai wanita.

Mudahnya Kabur dari Rutan
Rumah Tahanan Salemba. Tirto/Andrey Gromico

tirto.id - Anwar bin Kiman berhasil membobol tembok penjara. Ia tidak menggunakan alat-alat canggih ataupun tipu muslihat aneh-aneh layaknya di film-film. Terpidana seumur hidup ini berhasil kabur dengan cara kuno, menyamar sebagai wanita.

Anwar merupakan terpidana seumur hidup untuk kasus perkosaan disertai pembunuhan. Ia berhasil kabur dari Rutan Tahanan (Rutan) Salemba pada 7 Juli 2016. Anwar kabur setelah dijenguk istrinya, Ade Irma yang membawa serta kedua anaknya sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelum dijenguk, Anwar sudah wanti-wanti minta dibawakan gamis dan kacamata hitam.

Berbekal baju gamis panjang, jilbab dan kacamata hitam dari istrinya yang datang berkunjung, Anwar berhasil menyelinap keluar dari Rutan Salemba sekitar pukul 15.00. Pukul 18.00, petugas Rutan menyadari ada satu penghuni rutan tidak berada disel. Pada pukul 22.00, petugas memastikan Anwar kabur, karena KTP istrinya masih tertinggal.

Ketika itu, menurut Kepala Rutan Salemba, Satrio Waluyo, hanya ada 75 petugas yang menjaga 800 narapidana itu. Padahal pasca lebaran itu, Rutan Salemba dikunjungi 3.800 orang yang mengunjungi kerabat mereka di dalam Rutan.

Anwar, yang berusia 26 tahun itu, baru saja divonis penjara seumur hidup oleh Hakim Binsar Gultom. Setelah Anwar kabur, Ade Irma pun jadi tersangka, sehingga keluarga Ade Irma pun kaget dengan status tersangka yang diberikan pada Ade Irma tersebut.

“Saat kabur Anwar keluar bersamaan dengan istrinya. Mereka baru berpisah ketika di Tanah Abang," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono seperti diungkapkan kepada Liputan 6.

Mudahnya Anwar kabur hanya dengan menyamar sebagai wanita menunjukkan lemahnya sistem keamanan Rutan. Pemeriksaan terhadap pengunjung rupanya tidak dilakukan sesuai protokol. Padahal, semua pengunjung seharusnya diperiksa dengan teliti baik tubuh dan barang bawaannya ketika akan masuk dan juga akan keluar.

Petugas sipir di penjara yang berjaga harus mau memeriksa dengan teliti tubuh para pengunjung. Tentu saja pengunjung wanita oleh petugas wanita dan pria oleh petugas pria. Karena, petugas pria umumnya akan segan memeriksa sosok perempuan yang tertutup baju gamis dan jilbab besar. Saat ini sudah banyak petugas perempuan di penjara. Artinya apapun jenis kelaminnya, bahkan jenis pakaiannya bisa diperiksa.

Kabur Dari Salemba

Anwar bukan orang pertama yang kabur dari Rutan dengan bantuan istri. Dua tahun sebelumnya, pada 28 Juni 2014 Asep Saifudin terpidana kasus Narkoba berhasil kabur. Abdul Karim, Kepala Rutan Salemba ketika itu, juga mengaku kecolongan. Padahal sistem keamanan Rutan sudah diperbaiki.

Perbaikan itu terkait dengan telah kaburnya tiga bandar Narkoba dari Rutan itu pada 6 Desember 2011, setelah bersusah payah menggergaji jendela besi. Ketika itu di bagian belakang Rutan, yang menjadi jalur kabur tiga bandar narkoba itu masih diperbaiki.

Enam tahun sebelumnya, Arifin Ibrahim, terpindana pencurian disertai kekerasan dan Muhammad Rizki terpindana Narkoba juga berhasil kabur dari Salemba pada malam 2 Juli 2006. Larinya dua narapidana itu membuat pihak Kepolisian meminta agar sistem keamanan Rutan Salemba diperbaiki.

Ironisnya, setelah perbaikan rumah tahanan selesai, Asep dan Anwar justru kabur dengan menyelinap melalui pintu keluar masuk resmi. Tak seheroik narapidana lain yang harus merusak jeruji atau menodong petugas penjara dengan pistol berperedam seperti Gunawan Santoso.

Gunawan Santoso, terpindana pembunuhan Boedyharto Angsono bos PT Asaba juga berhasil kabur dalam perjalanan menuju Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Tak diketahui pasti dari mana asal pistol Baretta Gordon berperedam yang dibawanya. Gunawan pernah mengaku ketika di Salemba dan Cipinang dia diperlakukan tak manusiawi sehingga selalu ingin kabur.

Menyaru Sebagai Wanita

Hidup di penjara memang menyiksa. Nyaris tidak ada narapidana yang ingin berlama-lama di penjara. Sebagian ada yang pasrah menanti selesainya hukuman, sebagian ada yang memilih kabur, seperti halnya Anwar. Ketatnya penjagaan dan angkernya penjara tidak menyurutkan niat narapidana untuk menghirup kehidupan bebas di luar sana. Salah satunya kisah pelarian narapidana di sebuah penjara Meksiko.

Penjara Lucemberri adalah penjara mengerikan di Meksiko yang disebut sebagai Istana Hitam. Selama 1900 hingga 1976, bangunan ini difungsikan sebagai penjara, sebelum menjadi Gedung Arsip Nasional Meksiko sejak 1980. Tercatat, dalam sejarahnya hanya dua orang yang berhasil kabur dari penjara ini. Pertama, tokoh pemberontak revolusioner Meksiko yang dikenal dengan nama Pancho Villa dan seorang mahasiswa pascasarjana Amerika yang ketagihan kokain bernama Dwight Worker.

Menurut David F Marley dalam Mexico at War: From the Struggle for Independence to the 21st-Century Drug Wars (2014), Villa merusak jeruji besi yang mengurungnya ketika libur natal dan berhasil kabur pada 24 Desember 1912. Dia mengenakan pakaian orang sipil ketika keluar dari gedung penjara dan kabur dengan sebuah mobil yang sudah menunggunya. Villa akhirnya keluar dari Meksiko dan mencapai Amerika.

Kisah sedikit berbeda dialami Dwight Worker. Ia sedang sial pada 7 Desember 1973, ketika petugas Bea Cukai di bandara Benito Juarez, Mexico City, menangkapnya karena membawa 780 gram kokain. Setelahnya, Dwight harus menjalani kehidupan keras di Penjara Lucemberri. Dia pernah nyaris diperkosa oleh sesama narapidana, dimasukan ruang isolasi, mogok makan 17 hari, 4 kali ditusuk, juga 3 kali dirawat di klinik penjara. Selama puluhan tahun Dwight enggan menceritakan pengalamannya dipenjara itu. National Geographic berhasil meluluhkan Dwight untuk menceritakan pengalamannya dalam episode Locked Up Abroad yang tayang perdana pada 23 Mei 2012. Tentu saja dengan merasa hampir menangis Dwight menceritakan pangalaman kelamnya.

Jika Anwar punya Ade Irma, maka Dwight Worker punya Barbara Chilcoate. Hukuman yang membuat mereka mendekam di penjara memang berbeda. Perbedaan lain, Ade Irma dinikahi Anwar jauh sebelum masuk penjara dan melakukan kekejiannya. Sementara Dwight baru menikahi Barbara, pada 17 Desember 1975.

Hari pernikahannya, rupanya adalah hari pembebasan bagi Dwight. Dua jam setelah pernikahan, Dwight berhasil kabur dengan berpakaian perempuan untuk mengelabui para sipir penjara. Dwight pun berhasil menyusul jejak Pancho Villa yang kabur dari penjara itu menjelang Hari Raya Natal.

Kabur atau meloloskan diri dari kejaran hukum dengan menyaru sebagai wanita bukan hal baru. Awal Mei 1893, Pitung berhasil kabur dari kejaran Polisi Belanda dengan memakai pakaian perempuan. Begitu tulis koran Hindia Olanda edisi 12 Mei 1893. Cara kuno untuk kabur itu harusnya bisa ditanggulangi di zaman canggih seperti sekarang ini.

Baca juga artikel terkait RUTAN SALEMBA atau tulisan lainnya dari Petrik Matanasi

tirto.id - Hukum
Reporter: Petrik Matanasi
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti