tirto.id -
Sebanyak 34 menteri ditambah empat pejabat setingkat menteri telah dipilih untuk membantunya.
Namun, dari jumlah tersebut tak terlihat menteri kelahiran atau yang benar-benar berasal dari tanah Papua.
Hanya ada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, yang lahir di Maluku tapi ayahnya berasal dari Fakfak, Papua Barat.
Bahlil pun besar di Papua hingga ia berkuliah di Universitas Cendrawasih.
Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu meminta agar masyarakat tak lagi membeda-bedakan suku dan ras.
"Saya lahir di Maluku, tapi ayah saya dari sana [Fakfak]. Dan masa sampai hari ini kita masih bicara dikotomi? Kapan negara mau maju?," ucap Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Sementara itu Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden, Mochammad Fadjroel Rahman mengatakan Jokowi tak lagi memikirkan perbedaan suku, agama dan ras dalam menyusun kabinetnya.
"Sekali lagi dinyatakan oleh Pak Jokowi mengatakan bahwa tidak lagi kita memikirkan tentang perbedaan baik suku agana ras dan segala macam," jelas Fadjroel.
Fadjroel melihat Presiden Jokowi telah memilih putera-puteri terbaik di Indonesia dalam menyusun kabinetnya.
"Ini adalah wajah Indonesia, mereka adalah putra putri terbaik Indonesia tanpa harus melihat dari mana asal mereka," ucap Fadjroel.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memastikan akan ada putra-putri Papua yang menduduki jabatan menteri di kabinet periode 2019-2024. Hal tersebut ia katakan sebelum dilantik sebagai presiden periode kedua.
"Saya pastikan ada. Saya pastikan ada," ungkap Jokowi.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Hendra Friana