Menuju konten utama

Metode Baru Penilaian SBMPTN 2018: Tidak Pakai Sistem Poin Negatif

Penilaian terhadap SBMPTN 2018 tidak lagi menggunakan skor empat untuk jawaban yang benar, skor nol untuk tidak menjawab dan skor minus satu untuk jawaban yang salah seperti pada SBMPTN 2017.

Metode Baru Penilaian SBMPTN 2018: Tidak Pakai Sistem Poin Negatif
warga melihat pengumuman hasil seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (sbmptn) di depan kampus universitas negeri makassar (unm), makassar, sulawesi selatan, selasa (28/6). kampus unm menyiapkan sebanyak 1.355 kursi untuk penerimaaan mahasiswa baru tahun 2016, sementara secara nasional panitia sbmptn 2016 menetapkan kuota daya tampung sebanyak 99.223 kursi di 78 ptn peserta sbmptn, jumlah tersebut turun dari tahun 2015, yakni 115.788 kursi yang tersebar di 74 ptn seluruh indonesia. antara foto/dewi fajriani/ama/16

tirto.id - Sekretaris Panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 Joni Hermana meminta siswa untuk tidak takut menjawab soal pada saat ujian berlangsung karena sistem penilaian tahun ini berbeda dengan tahun 2017 lalu.

"Siswa diminta untuk tidak takut menjawab semua soal dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada poin negatif jika jawabannya salah," ujar Joni di Jakarta, Selasa (8/5/2018) dilansir Antara.

Penilaian terhadap SBMPTN 2018 tidak lagi menggunakan skor empat untuk jawaban yang benar, skor nol untuk tidak menjawab dan skor minus satu untuk jawaban yang salah seperti pada SBMPTN 2017.

"Hanya ada nilai satu untuk jawaban yang benar dan nol untuk jawaban yang salah," tegas Joni.

Metode penilaian oleh Panitia Pusat dilakukan melalui 3 tahap, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Tahap I, seluruh jawaban peserta SBMPTN 2018 akan diproses dengan memberi skor 1 (satu) pada setiap jawaban yang benar, dan skor 0 (nol) untuk setiap jawaban yang salah atau tidak dijawab/kosong.
  2. Tahap II, dengan menggunakan pendekatan Teori Response Butir (Item Response Theory) maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, di antaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola respons jawaban seluruh peserta tes tahun 2018. Dengan menggunakan model matematika, maka akan dapat diketahui tingkat kesulitan soal-soal yang dikategorikan mudah, sedang, maupun sulit.
  3. Karakteristik soal yang diperoleh pada Tahap II, kemudian digunakan untuk menghitung skor setiap peserta. Soal-soal sulit akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi dibanding soal-soal yang lebih mudah. Tahap-tahap penghitungan skor ini dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang pengujian, pengukuran dan penilaian.
"Melalui sistem ini, maka setiap peserta yang dapat menjawab soal yang sama dan benar dapat memperoleh nilai yang berbeda, tergantung pada soal mana saja yang mereka jawab dengan benar," kata Joni lagi.

Contohnya, peserta A dapat menjawab dengan benar 5 soal yaitu nomor 1, 5, 7, 11, dan 13, sedangkan peserta B juga dapat menjawab 5 soal dengan benar yaitu nomor 1, 5, 9, 12, dan 15.

Joni juga meminta siswa untuk bekerja dengan jujur, karena sistem validasi akan mudah mengindentifikasi apabila ada kecurangan yang dilakukan oleh peserta SBMPTN.

Ujian tulis SBMPTN 2018 dilaksanakan pada 8 Mei 2018 secara serentak di 42 Panitia Lokal (Panlok). Sedangkan untuk Ujian Keterampilan (UK) akan dilaksanakan pada 9 Mei 2018 dan atau 11 Mei 2018.

Pendaftaran SBMPTN 2018 telah ditutup 27 April pukul 22.00 WIB. Jumlah total pendaftar SBMPTN 2018 sebanyak 860.001 peserta yang terdiri atas 341.290 Saintek, 359.140 soshum dan 159.571 peserta campuran. Dari total pendaftar SBMPTN 2018 tersebut, diketahui bahwa peserta reguler sebanyak 672.816 peserta dan Bidikmisi sebanyak 187.185 peserta.

Sedangkan jumlah yang akan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) sebanyak 833.820 peserta dan yang akan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebanyak 26.181 peserta yang di dalamnya termasuk 1.000 peserta akan menggunakan Android.

Baca juga artikel terkait SBMPTN 2018 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani