Menuju konten utama

Menteri Nasir Sebut Kampus Rawan Terpapar Radikalisme

Menristek Dikti, Mohamad Nasir menyatakan komunitas kampus saat ini semakin rawan terpengaruh paham radikal.

Menteri Nasir Sebut Kampus Rawan Terpapar Radikalisme
Pelajar membentang spanduk tolak radikalisme dan terorisme saat deklarasi dan komitmen bersama menolak radikalisme dan terorisme, di Semarang, Jateng, Selasa (26/7/2016).

tirto.id - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir menyatakan komunitas kampus saat ini rawan terpengaruh oleh paham radikal karena faktor pengaruh globalisasi informasi.

"Kami hanya melihat saja. Tetapi potensi ke depan dimungkinkan radikalisme masuk karena sistem globalisasi. Sebabnya, terjadi globalisasi informasi," kata Nasir seusai menyampaikan kuliah umum di Universitas Negeri Semarang di Semarang, pada Jumat (27/1/2017) seperti dikutip Antara.

Menurut Nasir kemudahan dalam mengakses segala jenis informasi dari seluruh dunia saat ini membuat peluang paham radikal merasuki lingkungan kampus semakin terbuka. Karena itu, menurut dia, program penangkalan pengaruh paham radikal juga penting menyasar komunitas perguruan tinggi.

"Maka dari itu, saya akan jaga. Kampus harus terhindar dari radikalisme. Kampus harus betul-betul menjadi tempat menempa ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan membangun negeri ini," kata Nasir.

Nasir juga berharap para mahasiswa mulai mengarahkan fokus perhatiannya untuk membangun negeri dan meninggalkan sektarianisme.

"Jangan sampai berpikir untuk kelompok masing-masing. Faksi-faksi ini harus ditinggalkan. Bagaimana membangun negeri, bagaimana bisa bersaing. Harus toleransi apapun agamanya, apapun alirannya, apapun makanannya. Semua adalah satu," pungkas Menristekdikti.

Selasa lalu, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin menyatakan kementeriannya berencana merumuskan rencana aksi di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) agar bisa berperan sebagai mediator yang mempromosikan Islam moderat.

Nantinya, kata Lukman, Kemenag akan mengukur tingkat keberhasilan PTKIN dalam mempromosikan Islam moderat sehingga akan dinilai tingkat efektivitasnya.

Dia meminta kalangan kampus Islam lebih serius menangkal radikalisme dan sikap intoleran dengan mengajarkan kurikulum agama yang moderat. Dia juga berharap kampus-kampus Islam aktif merespon segala hal terkait paham yang menjadi lawan dari ideologi moderat.

"Kampus Islam harus dapat menangkal isu radikalisme dan inteloransi yang ada di tengah masyarakat," kata Lukman.

Selain itu, menurut Lukman, kampus-kampus Islam juga perlu memperbanyak penerbitan kajian ilmiah dan penyelanggaraan diskusi yang mewacanakan paham keagamaan moderat ke publik. Dengan begitu, cepat atau lambat akan tumbuh kesadaran di tengah masyarakat mengenai pentingnya menumbuhkan sikap moderat dalam beragama.

Baca juga artikel terkait RADIKALISME atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom