tirto.id - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengancam akan mencabut izin semua importir yang terbukti terlibat kartel bawang putih. Dia akan memastikan mereka tak bisa lagi berbisnis perdagangan bawang putih di Indonesia.
Menurut Amran, pihaknya masih menunggu kepastian keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang kini sedang mengusut keterlibatan sejumlah importir bawang putih dalam kartel. Apabila keputusan itu sudah keluar, Amran akan mencabut izin impor sekaligus dagang para pelaku kartel itu.
“Izin dagang juga, termasuk cabang-cabang perusahaannya. Izin memang di Kementerian Perdagangan, tapi saya rasa mereka tidak akan bisa berbisnis bawang putih lagi di Indonesia,” kata Amran di Gedung Parlemen, Jakarta, pada Rabu (7/6/2017).
Amran sudah menyampaikan laporan KPPU tersebut dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI pada hari ini.
“Bawang putih impornya 90 persen lebih, tapi tingkat gejolaknya paling tinggi. Setelah diselidiki ternyata kartel. Sudah ada 13 tersangka importir bawang putih,” kata Amran.
Sebaliknya, di tempat lain, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita enggan menanggapi temuan KPPU mengenai adanya praktik kartel yang melibatkan sejumlah importir bawang putih.
“Tanya ke KPPU saja,” ucap Enggartiasto.
Dia juga mengaku akan segera melakukan verifikasi langsung ke sejumlah lokasi tempat harga bawang putih terkerek. Salah satunya ialah di kawasan Grogol, Jakarta Barat.
“Bawang putih naik lagi di Grogol (seharga) Rp70.000,00? Coba nanti kita lihat. Tidak ada kenaikan harusnya karena jumlahnya ada. Nanti kita sama-sama ke Grogol,” kata Enggartiasto di kantornya, hari ini.
Menurut dia, verifikasi itu untuk memastikan kebenaran sejumlah informasi mengenai kenaikan tinggi harga bawang putih.
“Karena yang kemarin diberitakan di salah satu media cetak, harga (bawang putih) tinggi yang disebut di Magelang, itu dicek lagi langsung oleh Kadisperindag (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan). Itu tidak benar. Jadi untuk kebenaran itu, kita harus cek dulu,” ujar dia.
Enggartiasto menyarankan, apabila warga menemukan harga bawang putih yang lebih mahal di pasar sementara seharusnya tidak segitu, lebih baik tidak membelinya.
“Kalau jenis bawang putihnya kating, ya memang agak tinggi. Karena dia berbeda,” ungkap dia.
Dia melanjutkan, “Sama seperti daging, kalau mengambil yang has dalam, ya pasti tinggi (harganya). Biarin saja dia tinggi. Tetapi daging yang untuk daging semur, rendang, kita ambil yang mayoritas. Jadi harga acuan itulah yang kita pegang.”
Ketua KPPU Syarkawi Rauf masih enggan mengungkap nama-nama yang diduga melakukan kartel bawang putih saat merilis temuan lembaganya itu pada Selasa kemarin. Syarkawi beralasan saat ini pihaknya masih melakukan penyidikan terhadap kasus kartel tersebut.
“Kalau dikelompokkan, paling tidak mereka tergabung dalam 6 kelompok pelaku usaha,” ujar Syarkawi.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom