tirto.id - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan Indonesia membutuhkan sebuah lembaga atau badan yang fokus kepada riset. Sebab menurutnya selama ini, riset di Indonesia belum efisien karena tersebar di beberapa titik.
"Ada yang tersebar di perguruan tinggi, Kemenristekdikti, LPNK dan kementerian lain," ujarnya di kantor Kemenristekdikti, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2019).
Kondisi yang menyebar tersebut, menurutnya tidak efisien juga untuk perihal pendanaannya. Sehingga ia mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk dilakukan penyederhanaan sekaligus pembentukan Badan Riset Nasional yang posisinya bisa di bawah Kemenristekdikti ataupun terpisah.
"Semua dana ini, yang kemudian tersebar ke sana-sini, menghasilkan riset yang mungkin baik tapi cost-nya mahal. Ini yang jadi masalah," ujarnya.
Pemersatuan ini, ia katakan untuk mendorong peningkatan riset, khususnya di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar lebih maju dan ramah teknologi.
"Pertumbuhan ekonominya Indonesia yang sekarang, jumlah UMKM-nya sekitar 16 juta tapi berdasarkan business as usual, berdasarkan turunan. Bukan akibat teknologi. Ini sangat penting, bagaimana ke depannya berbasis teknologi," ujarnya.
Nasir mengatakan saat ini usulnya sudah masuk dan sedang diproses oleh DPR RI.
"Ini makanya di Rancangan Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (RUU Sisnas Iptek) yang kami ajukan ke Presiden dan sedang diajukan ke DPR," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Irwan Syambudi