tirto.id -
Arief menambahkan masalah tingginya tiket pesawat tersebut harus diselesaikan segera. Salah satunya, dengan menurunkan harga avtur yang ditengarai sebagai penyebab kenaikan harga tiket.
"Harga tiket turunkan lagi okupansi di lombok. Dari tadinya sudah 50 persen drop jadi 30 persen. Sudah disuarakan, mungkin rekan-rekan hadir waktu acara PHRI itu pak presiden akan memanggil (Pertamina)," tuturnya usai rapat di kantor Wakil Presiden, Rabu (13/2/2019).
Berdasarkan informasi yang ia terima, kata Arif, presiden bakal membahas masalah tersebut bersama dengan Pertamina pada hari ini. Ia berharap, masalah tingginya tiket pesawat bisa teratasi dengan penurunan harga avtur.
Sehingga nantinya industri pariwisata bisa kembali bergeliat. "Kalau enggak bisa dicapai, maka menurut presiden maka hak monopolinya akan dicabut. Penyediaan avtur tidak boleh satu perusahaan, nanti akan dibahas di ratas," tuturnya.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) masih mencari cara untuk menurunkan harga avtur yang dinilai membuat tarif tiket pesawat domestik meroket. Terlebih, setelah Presiden Joko Widodo "mengancam" bakal membuka seluas-luasnya kesempatan bagi perusahaan lain untuk menjadi penyalur avtur di Indonesia.
Menurut Jokowi, sebagai pemain tunggal, Pertamina seharusnya bisa menjaga harga lebih murah ketimbang negara lain. Mengingat, kata dia, ongkos bahan bakar bisa mencapai 40 persen dari total biaya operasional maskapai penerbangan.
"Walaupun saya belum tahu (perusahaan mana saja), saya pastikan antre (yang mau masuk)," kata Jokowi usai menghadiri acara perayaan HUT Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Hotel, Senin lalu (11/2/2019).
Penulis: Hendra Friana
Editor: Nur Hidayah Perwitasari