Menuju konten utama
KTT ASEAN 2017

Menlu Retno Marsudi: Jangan Ada Kesenjangan Pembangunan di ASEAN!

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menghadiri KTT ASEAN ke-31 di Manila, Filipina.

Menlu Retno Marsudi: Jangan Ada Kesenjangan Pembangunan di ASEAN!
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi menegaskan bahwa tantangan yang harus dihadapi negara-negara di kawasan Asia Tenggara semakin besar. Oleh karena itu, Menlu Retno Marsudi mengingatkan bahwa ASEAN harus bersatu, jangan sampai ada kesenjangan pembangunan atau development gap di kawasan ini.

Hal tersebut disampaikan Menlu Retno Marsudi menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-31 ASEAN di Manila, Filipina, pada Minggu (12/11/2017). Menlu menambahkan, negara-negara anggota ASEAN harus bersatu sebagai suatu komunitas untuk menghadapi tantangan bersama.

"Ke depan tantangan semakin tinggi. Oleh karena itu, ASEAN harus cepat, progresif, dan open minded untuk merespon. Kita harus menjadikan kebersamaan ASEAN sebagai satu komunitas untuk merespon tantangan di kawasan," paparnya.

Perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah, ini melanjutkan, ASEAN kini telah berusia 50 tahun dan sejauh ini dianggap berhasil menciptakan suatu ekosistem yang stabil, damai, dan sejahtera di kawasan Asia Tenggara.

Kendati begitu, imbuh Menlu Retno, diakui bahwa masih ada beberapa tantangan besar di masa depan yang harus dihadapi bersama oleh negara-negara anggota ASEAN, terutama tantangan dari segi ekonomi dan politik. Dari segi ekonomi, ASEAN masih harus menangani masalah kesenjangan pembangunan (development gap) di antara negara anggotanya.

"Tantangan kita di ASEAN dari segi ekonomi adalah development gap antara negara maju dan negara berkembang. Sudah menjadi komitmen semua negara ASEAN agar kesenjangan pembangunan bisa dipersempit," tandas Menlu Retno.

Akan tetapi, menurut Menlu Retno, ASEAN dinilai sudah terbilang berhasil dalam menerapkan integrasi ekonomi, di mana rata-rata pertumbuhan ekonomi negara di kawasan ini hampir mencapai 5 persen.

Sementara dari segi politik, negara-negara anggota ASEAN harus siap mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah politik dan konflik yang dapat mengganggu kestabilan di kawasan.

"Oleh karena itu,” kata Menlu Retno, “Kita harus melakukan pengamatan yang baik tentang `titik-titik` yang bisa mengganggu stabilitas. Misalnya. soal keamanan di Marawi saat diduduki teroris. Indonesia berinisiatif untuk trilateral degan Filipina dan Malaysia untuk mendukung penanganan masalah tersebut secara sub-regional.”

Baca juga artikel terkait KTT ASEAN 2017

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Editor: Iswara N Raditya