Menuju konten utama

Menkeu Sebut APBN 2018 Perhitungkan Faktor Geopolitik

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penyusunan APBN 2018 juga dipengaruhi faktor geopolitik di antaranya situasi di Timur Tengah, Korea Utara dan resiko terorisme.

Menkeu Sebut APBN 2018 Perhitungkan Faktor Geopolitik
Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati berpose sebelum mengikuti pelantikan di istana negara, jakarta, rabu (27/7). Presiden joko widodo melakukan perombakan terhadap 12 menteri dan satu kepala badan dalam kabinet kerja. Antara foto/widodo s. jusuf/pd/16.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah saat ini tengah fokus menyiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 dan APBN Perubahan 2017. Sri Mulyani mengatakan dalam penyusunan APBN 2018 juga dipengaruhi faktor eksternal seperti geopolitik di antaranya situasi di Timur Tengah, Korea Utara dan resiko terorisme.

“Sementara untuk geopolitik, kita akan melihat bagaimana situasi di Timur Tengah, Korea Utara, dan juga resiko terorisme,” tambah Menkeu di kantornya, pada Senin (3/7/2017) pagi.

Adapun Menkeu menekankan bahwa dalam merencanakan APBN 2018, pemerintah secara khusus menyorot pemulihan ekonomi yang terjadi di Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang. “Itu akan kita perhatikan langsung, karena dia memengaruhi harga komoditas, ekspor, dan impor kita, juga capital flow,” kata Menkeu.

“Sedangkan dari sisi global adalah kebijakan moneter di negara-negara maju, seperti negara-negara central bank. Biasanya itu akan memengaruhi sentimen suku bunga secara global,” ucapnya lagi.

Menurut Sri Mulyani, rincian APBN 2018 telah memasuki tahap finalisasi, sementara untuk draf APBN Perubahan 2017 sudah disampaikan kepada DPR RI dan tinggal menunggu waktu pembahasan.

“Itu semuanya harus dilakukan pada Juli ini. Untuk APBN 2018 sendiri kita finalisasi dengan melihat perkembangan ekonomi terkini, supaya asumsi dan angka-angka relatif bisa dipertahankan,” ujar Menkeu.

Selain itu, Sri Mulyani turut memaparkan sejumlah faktor eksternal yang sekiranya bisa memengaruhi rancangan APBN 2018. Di antaranya adalah suasana perekonomian global maupun faktor geopolitik.

“Yang positif dari perekonomian global, growth positif dari kuartal terakhir tahun lalu dan berlanjut pada kuartal pertama (tahun ini). Sementara yang negatif, kita masih akan melihat perkembangan kebijakan perdagangan. Seperti, apakah pemulihan ekspor yang sekarang terjadi akan sustainable? Karena itu sangat penting di dalam menjaga mesin pertumbuhan ekonomi kita,” jelas Sri.

Oleh karena sejumlah pertimbangan itu, pembahasan APBN 2018 sendiri dikatakan Sri Mulyani akan terus berlanjut hingga akhir Juli ini.

Setelah sebelumnya ditentukan besaran patokan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018, Menkeu pun memastikan angka pertumbuhan akan segera dipastikan. “Kemarin kan masih dalam bentuk kisaran, tapi nanti saat Presiden menyampaikan di nota keuangan sudah dalam bentuk titik,” janji Sri Mulyani.

Di sisi lain, Menkeu tidak berbicara banyak mengenai APBN Perubahan 2017. Akan tetapi, Menkeu sempat menyatakan bahwa defisit anggaran telah dimasukkan ke dalam APBN Perubahan 2017 tersebut. “Kemungkinan pelebaran defisit, karena ada kombinasi antara perubahan dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanja negara,” ungkap Sri Mulyani.

Saat disinggung perihal capaian APBN 2017 di semester I pun, Sri Mulyani belum mau membeberkannya. Menurutnya, hal itu akan disampaikan lebih rinci dalam pembahasan APBN Perubahan 2017 dengan DPR RI.

“Kita akan lihat berapa kinerja dari penerimaan pajak, nonpajak, terutama dengan asumsi harga minyak dan realita harga minyak selama satu semester, nilai tukar rupiah. Itu semua akan memengaruhi komposisi penerimaan pajak dan nonpajaknya. Kemudian kita akan lihat progres belanja sampai dengan semester I dan terutama untuk memasukkan prioritas-prioritas yang harus didanai untuk tahun ini,” jelasnya.

Baca juga artikel terkait APBN-P atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri