Menuju konten utama

Menhan: Radikalisme Bisa Dicegah dengan Kegiatan Bela Negara

Menhan menyebut jumlah simpatisan ISIS dii Indonesia tidak banyak. Meski begitu, Indonesia tetap harus melakukan tindakan pencegahan paham radikalisme.

Menhan: Radikalisme Bisa Dicegah dengan Kegiatan Bela Negara
Menhan Ryamizard Ryacudu (kiri) didampingi Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kementerian Pertahanan Kolonel Arm Totok Sugiharto (kanan) memberikan keterangan kepada awak media, di Jakarta, Selasa (20/6). ANTARA FOTO/Reno Esnir

tirto.id - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, kegiatan bela negara penting dicanangkan karena berpeluang memperkuat jiwa dan identitas bangsa, sehingga ampuh menangkal segala bentuk ancaman yang dapat membahayakan keutuhan dan integritas negara.

"Kesadaran bela negara itu perlu untuk ditanamkan kepada seluruh warga negara, sebagai bentuk revolusi mental, sekaligus membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas ancaman yang semakin beragam," tuturnya ketika menjadi pembicara di Indonesia International Defense Science Seminar di Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/7/2017).

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu juga mengatakan pertahanan negara tidak cukup hanya melalui militer saja, tapi juga wawasan kebangsaan.

"Jadi, saat ini semakin disadari bahwa pertahanan negara tidak cukup dilakukan melalui pendekatan aspek militer atau melalui pengadaan alutsista, tapi mutlak diperlukan juga adanya wawasan dan pertahanan bangsa yang kuat," ujar Menhan, seperti diwartakan Antara.

Ia melanjutkan, saat ini ada sekitar 700 orang di Indonesia yang menjadi simpatisan ISIS. "Secara fakta, saat ini di Indonesia jumlah simpatisan ISIS tidak banyak, hanya sekitar 700 orang.”

Ia menilai jumlah tersebut belum perlu dikhawatirkan. Namun, hal ini juga bukan berarti bahwa Pemerintah Indonesia tidak melakukan tindakan untuk menghilangkan pengaruh ideologi radikalisme yang diduga telah tertanam pada para pendukung kelompok ekstremis itu.

Dengan adanya kegiatan bela negara, ia menilai ancaman-ancaman yang masuk seperti paham radikalisme bisa dicegah. Ia juga menekankan pentingnya kembali pada nilai-nilai budaya dan kultur Indonesia.

"Di dalam mengatasi radikalisme dan ISIS, Indonesia menggunakan strategi pemantapan mindsetbagi seluruh masyarakat, dengan kembali kepada jati diri bangsa, yakni nilai-nilai budaya dan kultur yang tertanam sejak dulu," jelas Ryamizard.

Baca juga artikel terkait RADIKALISME atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra