Menuju konten utama

Menhan Kaitkan Bom Jawa Timur dengan Rencana ISIS di Asia Tenggara

Ryamizard meminta masyarakat bersatu dan sepakat melawan teror.

Menhan Kaitkan Bom Jawa Timur dengan Rencana ISIS di Asia Tenggara
Menteri Pertahanan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu berbincang dengan Danjen Kopassus Mayjen TNI Eko Margiyono usai memberikan paparan kepada Perwira TNI Kopassus pada kunjungan kerja di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Jumat (4/5/2018). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut ISIS berencana memindahkan pusat operasi mereka di Asia Tenggara dari Marawi, Filipina ke Indonesia. Persiapan itu telah dimulai dengan terjadinya rentetan aksi teror di Jawa Timur beberapa hari terakhir.

Penjelasan itu disampaikan Ryamizard kala menjawab pertanyaan jurnalis ihwal peristiwa bom di Surabaya dan Sidoarjo. Ia menampik dugaan bahwa aparat keamanan lalai sehingga teror terjadi.

"Dalam perintah dari Kabul [Afghanistan], mereka akan memindahkan Marawi ke sini. Artinya mereka sudah persiapkan benar, matang, harus jadi. Ini perintah mereka yang saya tangkap. Ini disiapkan saja begini, enggak nanggung," ujar Ryamizard di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (14/5/2018).

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menganggap kunci untuk mencegah maraknya aksi teror di Indonesia adalah dengan menjaga kebersamaan masyarakat.

Ryamizard percaya keberhasilan menangani teroris dipegang masyarakat. Menurutnya, jika masyarakat bersatu dan sepakat melawan teror, teroris tak akan mendapat ruang gerak.

"Kemudian politik, [politikus] bersatu jangan gara-gara pemilu saja gontok-gontokan, bunuh-bunuhan. Biarkan saja pemilu berjalan dengan adanya [...] Biarkan saja rakyat memilih. Kemudian tentara dengan polisi ya satu juga," kata Ryamizard.

Rentetan ledakan bom di Jawa Timur terjadi sejak Minggu (13/5/2018) pagi. Saat itu, bom meledak di tiga gereja. Ledakan berlanjut di sebuah rusunawa pada kawasan Sidoarjo malam harinya.

Setelah itu, ledakan bom kembali terjadi di Markas Polres Kota Surabaya. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pelaku di Polres Kota Surabaya merupakan bagian dari kelompok yang sama yakni sel Jamaah Ansharud Daulah (JAD).

Menurut Tito, aksi teror yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo merupakan reaksi dari JAD karena beberapa pimpinannya ditangkap pihak kepolisian, yaitu Aman Abdurahman dan Zainal Ansori.

"[Penahanan] ini membuat kelompok-kelompok jaringan JAD di Jatim memanas dan ingin melakukan pembalasan," kata Tito di Surabaya.

Polisi telah menangkap 5 orang yang diduga pelaku teror bom tersebut, termasuk Budi Satrio, pimpinan 2 serangan selain Dita Oeprianto yang melakukan bom bunuh diri.

"Ada bom pipa yang meledak, kemudian tim melakukan sisa pengejaran, sampai subuh tadi, ada 5 orang ditangkap," ujar Tito.

Kelompok JAD Surabaya menggunakan bom dengan triacetone triperoxide (TATP). Bahan peledak ini sangat dikenal di kelompok ISIS.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Hukum
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto