tirto.id - Ketika rombongan kami datang, musik Ludwig van Beethoven terdengar mengalun lembut dari speaker. Ini istimewa, sebab musik komposer dari Bonn, Jerman itu tidak diputar di kafe atau gedung pertunjukan, melainkan kandang ayam.
Namun tentu saja ini bukan kandang ayam biasa. Ini adalah kandang modern ayam probiotik dengan brand Olagud, brand rilisan PT Ciomas Adisatwa, anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia (JAPFA) yang terletak di Desa Tonjong, Pasaleman, Kabupaten Cirebon.
“Kenapa harus Beethoven? Kenapa gak dangdut koplo saja?” tanya seorang rekan.
“Kasihan ayamnya, nanti capek karena joget terus,” kelakar Priscillia Angelina, Head of Marketing Olagud, sembari tertawa.
Menurut Angel, ada alasan kenapa mereka memutar lagu Beethoven. Ini karena mereka percaya bahwa musik klasik –terutama Beethoven– berpengaruh positif pada pertumbuhan ayam, sekaligus membuat ayam merasa tenang. Hasilnya, ayam bisa punya daging yang lebih rendang lemak, kolagennya lebih banyak, sekaligus rendah kolesterol.
Sebagai perbandingan, kandungan lemak bisa mencapai 25 gram per 100 gram ayam, sedangkan di ayam Olagud hanya di kisaran 0,4 - 0,5 gram. Begitu pula dengan kandungan kolesterol di ayam biasa yang ada di angka 100-116 miligram, di Olagud hanya 57-60 miligram.
Tentu saja, ujar Angel, musik yang diputar juga tidak bisa sembarangan, melainkan musik dengan rata-rata ketukan 100 per menit (beat per minute, bpm), seperti milik Beethoven. Pemilihan lagu yang tepat Ini sudah dibuktikan dengan beberapa penelitian yang menyebut bahwa penggunaan musik yang tepat bisa membuat hewan ternak jadi lebih kalem.
“Dengan pilihan genre musik yang tepat, level suara, dan tempo, musik bisa mengurangi efek kebisingan, dan karenanya, mengurangi stress para hewan ternak,” tulis salah satu penelitian.
Ketat dengan Penerapan Biosekuriti Menyeluruh
Tak sembarang orang bisa melongok kandang ayam yang dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektare ini: harus melalui approval, dan melewati serangkaian proses biosekuriti yang menyeluruh. Ketika baru akan masuk kompleks, kami mengisi buku tamu, lantas disemprot cairan disinfektan. Dari sana, kami akan melewati satu pintu lagi.
Di balik pintu ini, ada kamar mandi dan kolam kecil dengan pembatas. Di sini, pengunjung harus membuka baju, membasahi diri dengan air, menceburkan diri ke kolam disinfektan sehingga dari ujung rambut sampai kaki jadi steril, dan mengenakan scrub clothes, alias baju yang dipakai dokter dan perawat di rumah sakit, lengkap dengan masker dan hair net. Setelah melewati proses ini, barulah kami boleh masuk ke kandang ayam.
Langkah menyeluruh ini tentu bukan tanpa alasan. Menurut Angel, proses ini adalah bagian dari praktik pertanian modern yang diterapkan oleh Olagud, sekaligus cermin komitmen mereka dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi.
“Kami juga mengutamakan penerapan biosekuriti yang menyeluruh, sehingga ayam kami terlindung dari patogen dan penyakit potensial lainnya. Didukung dengan pemeriksaan kualitas yang ketat pada setiap fasenya, kami memastikan kesejahteraan hewan dan konsistensi produk tetap terjaga,” kata Angel.
Kandang closed house seluas 40.000 m2 ini mulai beroperasi sejak tahun 2023 dan dilengkapi dengan fasilitas termutakhir, menjadikannya sebuah modern farm. Ada lima bangunan kandang, dengan tiap bangunan terdiri dari dua tingkat kandang. Untuk meminimalisir kontak dengan manusia, hanya ada 13 orang petugas ternak.
Selain dilengkapi dengan fasilitas modern, ayam probiotik diberikan pakan probiotik yang dapat membantu penyerapan makanan menjadi lebih optimal.
Di dalam kandang ini, kami melihat bagaimana ayam diperlakukan secara layak. Salah satu indikatornya adalah soal kapasitas. Kompleks kandang di Tonjong ini bisa muat hingga 36 ribu ekor ayam, tapi hanya diisi sekitar 31 ribu ekor saja agar ayam tak merasa sesak.
Selain itu, ketika kami masuk, suhu terasa sejuk. Menurut Singgih Hujianto, Head of Health Control Commercial Poultry Division JAPFA kandang ini dilengkapi dengan sistem automatic cooling system, heater system, exhaust fan, serta cooling pad system yang bisa menjaga suhu ideal di dalam kandang.
Selain itu, pakan dan minum dipastikan selalu terus menerus, secara otomatis. Dengan menaruh pakan di silo yang diletakkan di luar kandang, pasokan pakan ayam akan terus terjaga. Begitu pula dengan air khusus yang sudah melalui proses filtrasi sehingga bebas bakteri jahat, dan membuat ayam jadi lebih lahap makan.
“Dengan adanya automatic feeder dan automatic nipple drinker, kami memastikan ayam mendapatkan asupan pakan probiotik berkualitas sesuai dengan fase pertumbuhan serta kecukupan air minum sesuai dengan yang dibutuhkannya,” kata Singgih.
Perusahaan Pertama yang Ekspor Ayam Hidup
Berkat penerapan modern good farming practice ini, pada 2023 Olagud mencatat sejarah sebagai jenama pertama yang berhasil mengekspor ayam hidup ke Singapura, negara yang dikenal ketat dalam urusan impor bahan pangan. Sebanyak 23 ribu ekor ayam hidup masuk dalam pengiriman gelombang pertama lewat jalur laut dengan kapal yang berangkat dari Pelabuhan Bintan, Kepulauan Riau.
Sejak 2023 hingga Juni 2024 lalu, JAPFA sudah mengirim lebih dari 110 ribu ekor ayam hidup ke Singapura. Ayam-ayam ini yang menjadi bahan baku andalan bagi masakan khas Singapura: chicken rice.
“Tidak hanya ayam hidup, kami juga sedang menjajaki peluang ekspor produk perunggasan lain,” ujar Harwanto, Direktur JAPFA, dalam rilis pers.
Dalam proses pengiriman ini, JAPFA juga memastikan ayam tetap dalam kondisi yang bebas stress. Salah satunya dengan menata posisi ayam agar tetap nyaman, bisa bergerak dengan baik, dan tak berhimpitan.
“Berkat perlakuan baik ini, JAPFA berhasil menjaga bobot susut hanya di angka 0,5 persen selama pengiriman. Sedangkan tingkat ayam yang mati hanya di 0,1 persen,” tutur Singgih.
Menurut Angel, ayam Olagud ini sudah dilengkapi dengan berbagai sertifikasi keamanan pangan seperti sertifikat kompartemen bebas AI (Avian Influenza), sertifikat NKV, sertifikat produk halal, dan penerapanissuemanajemen mutu ISO 2200, Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), hingga Food Safety System Certification (FSSC) 22000.
"Ini semua memastikan produk Olagud punya pengelolaan jaringan pasok yang terjamin dan aman," tutup Angel. []
Editor: Dwi Ayuningtyas