Menuju konten utama

Mengenal Virus Korona, Penyebab Wabah Pneumonia di Cina

Korona (CoV) adalah virus berbahaya yang mengakibatkan pengidapnya terkena demam dan flu 

Mengenal Virus Korona, Penyebab Wabah Pneumonia di Cina
Ilustrasi sakit. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Awal 2020 ini, Cina dihebohkan dengan wabah pneumonia yang disebabkan virus korona jenis baru. Wabah ini bermula di Kota Wuhan, Cina Tengah yang sudah menjangkiti 62 orang seperti dilansir Antara.

Wabah pneumonia ini membuat gusar banyak pihak. Pasalnya, Kepala Unit Badan Kesehatan Dunia WHO Untuk Penyakit Berkembang dr. Maria Van Kerkhove telah mengimbau masyarakat mengenai kemungkinan penyebaran virus korona jenis baru ini.

Terlebih lagi, pada Senin, 13 Januari 2020, seorang perempuan Cina di Thailand kedapatan mengalami radang misterius, yang setelah diselidiki ternyata terkena virus korona. Hal ini jadi perhatian WHO karena kasus ini pertama kali dideteksi di luar Cina.

Laman WHO mengelompokkan virus korona (CoV) sebagai virus berbahaya yang mengakibatkan pengidapnya terkena demam dan flu hingga sakit akut seperti MERS (Middle East Respiratory Syndrome) atau SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

MERS sendiri adalah penyakit pernafasan parah yang awalnya ditemukan di Timur Tengah, sedangkan SARS adalah sindrom pernafasan akut.

Keduanya bermula dari infeksi virus korona. Virus korona yang ditemukan Cina baru-baru ini, menurut catatan WHO sebelumnya belum pernah teridentifikasi menjangkiti manusia.

Akan tetapi kini virus ini sudah menyebar ke manusia. Pada Jumat, 10 Januari 2020, WHO telah merilis paduan bagi pusat layanan kesehatan tentang bagaimana mencegah diri dari virus ini, meliputi bagaimana meninjau orang sakit, mengambil sampel darah, merawat pasien, dan mengontrol infeksi jika sudah terjangkit.

Gejala-gejala dari infeksi virus korona ini mencakup gangguan pernafasan, demam, batuk-batuk, serta napas bengek. Pada kasus yang lebih parah lagi, infeksi ini menyebabkan pneumonia, yang kini jadi imbauan WHO: sakit pernafasan parah, yang dapat berakibat gagal ginjal, hingga kematian.

Kendati demikian WHO tetap tidak merekomendasikan pelarangan perjalanan jika suatu wilayah sudah terinfeksi virus korona, misalnya Kota Wuhan di Cina ini. WHO tetap membolehkan orang-orang Kota Wuhan bepergian, namun yang patut diperhatikan adalah persiapan negara-negara di seluruh dunia memperketat layanan kesehatannya.

Hal ini dilakukan dengan menerapkan Regulasi Kesehatan Internasional (2005), yang di dalamnya meliputi pencegahan penyebaran infeksi melalui kebiasaan-kebiasaan sederhana yang berdampak besar, di antaranya adalah mencuci tangan dengan sabun dan menutup mulut ketika batuk dan bersin. Selain itu, hindari kontak dengan orang yang sudah terindikasi gejala sakit pernafasan, seperti batuk dan bersin-bersin.

Mengenai penyebaran awal virus korona di Kota Wuhan, Cina Tengah, WHO menyimpulkan beberapa gejala-gejala akibat infeksi ini.

Tanda-tandanya adalah demam berkepanjangan, hingga kesulitan bernafas. Jika diperiksa menggunakan teknologi radiografi, terdapat infiltrasi di paru-paru penderitanya. Di beberapa kasus, virus korona ini ditularkan di lingkungan pasar ikan laut Huanan di Kota Wuhan.

Terkait hal ini, WHO merilis tips-tips bagi orang-orang bepergian untuk mencegah transmisi virus korona, terutama bagi orang yang keluar masuk negeri Cina.

  • Cuci tangan dengan sabun, terutama setelah kontak dengan orang sakit di lingkungannya.
  • Hindari menyentuh binatang liar atau binatang-binatang mati selepas penyembelihan.
  • Bagi pelancong yang sudah mengalami infeksi pernafasan, praktikan etika batuk (misalnya dengan menjaga jarak ketika berkomunikasi, jika bersin segera tutup dengan tisu atau sapu tangan, dan cuci tangan sesering mungkin).

Baca juga artikel terkait VIRUS KORONA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani