tirto.id - Cinta bisa menjadi salah satu bagian kehidupan yang paling indah dan menakjubkan, tetapi juga bisa menakutkan.
Sebagian orang merasakan kekhawatiran cinta yang tak terbalas, sebagian orang menganggap bahwa jatuh cinta itu sendiri malah menakutkan. Jika seseorang mengalami hal tersebut, bisa saja ia terkena philophobia.
Philophobia adalah ketakutan akan keterikatan emosional dan takut berada di dalam hubungan bahkan jatuh cinta.
Ilmu kedokteran mendefinisikan philophobia sebagai rasa takut yang tidak normal, tidak beralasan dalam urusan jatuh cinta.
Namanya berasal dari dua akar bahasa Yunani, philo yang berarti cinta dan phobia yang berarti takut.
Ketakutan akan cinta ini bukan hanya kondisi emosional yang menyedihkan, tapi juga dapat mengakibatkan gejala fisik aktual, dan bahkan dapat meningkatkan keterasingan seseorang dari keluarga, teman, rekan kerja dan tetangga.
Gejala
Dikutip dari laman Healthline, gejala philophobia yang paling umum terjadi adalah ketakutan yang luar biasa dan tidak masuk akal untuk jatuh cinta.
Lebih dari itu, fobia seringkali terasa sangat kuat sehingga dapat mengganggu kehidupan penderita.
Gejala dapat bervariasi dari orang ke orang. Mereka dapat merasakan reaksi emosional dan fisik ketika berpikir untuk jatuh cinta. Berikut beberapa gejalanya:
- Perasaan takut yang panik secara intens,
- Berkeringat dengan berlebihan
- Detak jantung yang cepat
- Sulit bernafas
- Sulit bergerak
- Penyangkalan diri
- Mual
Philophobia bukan gangguan kecemasan sosial, meskipun orang dengan philophobia juga memiliki gangguan kecemasan sosial.
Gangguan kecemasan sosial menyebabkan ketakutan ekstrem dalam situasi sosial, tetapi ini berbeda dari philophobia karena ia hanya meliputi sejumlah konteks sosial.
Philophobia memiliki beberapa kesamaan dengan Disinhibited Social Engagement Disorder (DSED) yang disebutkan pada Healthlinebahwa hal ini merupakan kelainan kedekatan pada anak-anak di bawah 18 tahun.
DSED mempersulit penderitanya untuk membentuk hubungan yang mendalam dan bermakna dengan orang lain. Hal Ini biasanya akibat trauma masa kecil.
Faktor risiko untuk philopobia
Scott Dehorty, LCSW-C dan Direktur Eksekutif di Maryland House Detox, Delphi Behavioral Health Group mengatakan, philophobia juga lebih umum pada orang dengan trauma atau luka masa lalu.
"Ketakutan adalah bahwa rasa sakit akan berulang dan risikonya tidak sepadan dengan itu. Jika seseorang sangat terluka atau ditinggalkan sebagai seorang anak, mereka mungkin enggan menjadi dekat dengan seseorang yang mungkin melakukan hal yang sama. Reaksi ketakutan adalah menghindari hubungan, sehingga menghindari rasa sakit. Semakin seseorang menghindari sumber ketakutan mereka, semakin banyak ketakutan meningkat,” ujar Scoot.
Fobia spesifik mungkin juga terkait dengan genetika dan lingkungan. Menurut MayoClinic, dalam beberapa kasus fobia spesifik dapat berkembang karena perubahan fungsi otak.
Diagnosa
Philophobia tidak termasuk dalam Diagnostic and Statistics Manual (DSM) dari American Psychiatric Association, sehingga dokter tidak mungkin memberi diagnosis resmi terkait philophobia.
Meskipun demikian,mencari bantuan psikologis tetaplah penting jika ketakutan penderita menjadi luar biasa. Seorang dokter atau terapis akan mengevaluasi gejala serta riwayat medis, psikiatris, dan sosial dari penderita.
Jika tidak diobati, philophobia dapat meningkatkan risiko untuk komplikasi, termasuk:
- Isolasi sosial
- Depresi dan gangguan kecemasan
- Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
- Bunuh diri
Pengobatan
Pilihan pengobatan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan fobia. Pilihannya termasuk terapi, pengobatan, perubahan gaya hidup, atau kombinasi dari pengobatan-pengobatan tersebut.
Kiat untuk mendukung penderita philophobia
Dilansir dari sumber yang sama, jika seseorang yang Anda kenal memiliki fobia seperti Philophobia ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu, seperti:
- Ketahuilah bahwa itu adalah ketakutan yang serius, bahkan jika Anda kesulitan memahaminya.
- Mendidik diri sendiri tentang fobia.
- Jangan menekan mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak siap mereka lakukan.
- Imbaulah mereka untuk mencari bantuan jika dirasa perlu, dan bantu mereka menemukan bantuan itu.
- Tanyakan kepada mereka bagaimana Anda dapat membantu mendukung mereka.