Menuju konten utama

Mengenal Metode Tanam Benang, Efek Samping dan Risikonya

Mengenal apa itu prosedur tanam benang dan bagaimana efek sampingnya. 

Mengenal Metode Tanam Benang, Efek Samping dan Risikonya
Ilustrasi Tanam Benang. foto/istockphoto

tirto.id - Tanam benang merupakan prosedur kecantikan yang bertujuan untuk menaikkan dan 'memahat' kulit.

Prosedur ini menggunakan bahan jahit kelas medis yang bersifat sementara untuk menaikkan kulit agar lebih kencang.

Prosedur yang telah ada sejak tahun 1990-an ini biasanya dilakukan oleh orang-orang di akhir usia 30-an sampai awal 50-an.

Semakin bertambahnya usia, produksi kolagen yang berguna untuk mendukung faktor pertumbuhan kondisi kulit akan berkurang. Hal ini mengakibatkan pengurangan ketebalan kulit hingga 80 persen di usia 70-an.

Karena pertumbuhan kulit yang semakin lemah, kulit tidak lagi lagi mampu menopang jaringan di bawahnya secara memadai.

Hingga akhirnya gravitasi akan menarik dan merentangkan kulit ke bawah dan terjadilah kerutan.

Untuk merangsang kolagen pada kulit, orang-orang biasanya melakukan metode tanam benang akan melihat peningkatan tone kulit dan merasakan kekencangan kulit secara bertahap.

Hal ini juga akan dirasakan bagi orang yang memiliki kondisi kesehatan yang baik dan mulai menyadari tanda-tanda penuaan.

Prosedur tanam benang diklaim lebih aman, terutama bagi orang-orang yang memiliki risiko pembiusan total.

Berbeda dengan operasi pengencangan wajah yang membuang area-area kendur, tanam benang menunda pengenduran tersebut dengan menjahit dan mengangkatnya menggunakan benang.

Banyak orang melakukan tanam benang di area wajah yang semakin mengendur dari waktu ke waktu. Area-area tersebut antara lain:

- Rahang dan garis rahang

- Garis alis

- Area bawah mata

- Dahi

- Pipi

Selain itu, prosedur ini juga dilakukan untuk menaikkan dan mengencangkan payudara, terutama setelah kehamilan dan penurunan berat badan.

Proses penyembuhan setelah melakukan tanam benang biasanya cukup cepat. Walaupun mungkin akan terdapat memar dan bengkak, pasien dapat langsung melanjutkan aktivitas harian secara normal seperti biasanya.

Karena prosedurnya yang mudah, biaya prosedur tanam benang juga relatif murah, jika dibandingkan dengan metode lainnya.

Hasil dari prosedur tanam benang akan terlihat langsung setelah benang terpasang. Namun, perubahan signifikan biasanya dapat terlihat setelah beberapa hari hingga minggu, bersamaan dengan bengkak dan memar yang mulai mereda.

Umumnya, prosedur ini hanya akan mengangkat wajah beberapa milimeter. Dengan demikian, prosedur tanam benang akan menciptakan hasil akhir yang terlihat lebih halus dan alami daripada operasi pengencangan wajah.

Oleh karena itu, tanam benang paling cocok untuk pasien yang mengalami gejala kelemahan kulit yang ringan hingga sedang, bukan yang parah.

Pada minggu-minggu awal setelah prosedur dilakukan, pengguna disarankan untuk tidak menggosok wajah terlalu kuat dan menghindari tidur miring.

Selain itu, Akademi Ahli Bedah Plastik Amerikajuga menyarankan untuk tidak menggunakan pelembab pada minggu-minggu pertama serta tidur dengan kepala ditopang untuk menghindari berguling ke area tanam benang.

Pengguna tanam benang juga dianjurkan untuk tidak pergi ke sauna atau melakukan olahraga keras pada minggu pertama setelah penanaman benang dilakukan.

Dilansir Healthline, prosedur tanam benang biasanya berbeda-beda karena tergantung pada area mana yang akan dituju. Namun, teknik dasar prosedur ini umumnya sama, yaitu:

1. Pasien dibaringkan di ruangan tempat tanam benang akan dilakukan

2. Kulit pasien diolesi alkohol dan anestesi topikal

3. Benang dimasukkan ke dalam kulit menggunakan jarum atau kanula tipis. Proses ini dapat memakan waktu 30 hingga 45 menit.

4. Setelah jarum dimasukkan, metode penyisipan akan dikeluarkan. Pada proses ini, pasien akan merasakan pengetatan atau tekanan ringan di kulit.

5. Pasien dapat pulang beberapa menit setelah jarum dicabut

Walaupun dianggap sebagai prosedur yang memiliki risiko rendah, beberapa efek samping dan risiko komplikasi dapat muncul dari penerapan tanam benang. Beberapa hal yang umumnya terjadi setelah tanam benang yaitu:

- Memar

- Pembengkakan

- Berdarah

- Nyeri ringan di tempat suntikan benang

International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAP) juga menambahkan beberapa efek samping lain, yaitu:

- Rasa tidak nyaman dan nyeri sementara di pelipis atau di belakang telinga.

- Kesulitan dalam membuka mulut lebar-lebar

- Kerutan atau lesung kulit dan lipatan yang biasanya memudar dalam dua sampai tiga minggu.

ISAP juga memaparkan bahwa ada 15 hingga 20 persen kemungkinan terjadinya komplikasi. Namun, kemungkinan komplikasi tersebut kecil dan dapat dengan mudah diperbaiki.

Beberapa komplikasi yang harus diwaspadai antara lain:

- Reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan

- Pendarahan akibat prosedur yang menumpuk di bawah kulit

- Munculnya lesung atau tarikan di area dimana benang dimasukkan

- Perpindahan atau pergerakan benang yang tidak disengaja yang mengakibatkan kulit terlihat menggumpal atau menonjol

- Rasa sakit di bawah kulit akibat benang yang terlalu kencang atau tidak terpasang dengan benar

- Infeksi di tempat prosedur tanam benang dilakukan

Dari semua risiko komplikasi tersebut, infeksi merupakan hal yang paling harus diwaspadai. Pastikan untuk menghubungi dokter apabila:

- Keluar cairan berwarna hijau, hitam, coklat, atau merah di area tanam benang

- Mengalami bengkak selama lebih dari 48 jam

- Sakit kepala yang terus menerus

- Demam

Perlu dipahami bahwa prosedur tanam benang bukanlah prosedur permanen. Sama seperti botox, benang yang digunakan dalam prosedur tanam benang akan diserap oleh jaringan di bawah kulit. Oleh karena itu, pengguna tanam benang hanya akan merasakan manfaatnya sekitar 1 sampai 3 tahun.

Baca juga artikel terkait KECANTIKAN atau tulisan lainnya dari Frizka Amalia Purnama

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Frizka Amalia Purnama
Penulis: Frizka Amalia Purnama
Editor: Yandri Daniel Damaledo