Menuju konten utama

Mengenal Lutung Jawa: Habitat, Jenis, & Populasi yang Kian Langka

Lutung Jawa merupakan salah satu jenis monyet khas Indonesia yang dilindungi dan populasinya mulai langka karena ulah manusia.

Mengenal Lutung Jawa: Habitat, Jenis, & Populasi yang Kian Langka
Seekor Lutung Jawa (Trachypithecus Auratus) yang diserahkan warga diamankan petugas di Kantor BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Banten di Serang, Rabu (25/7/2018). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

tirto.id - Penemuan seekor Lutung Jawa yang mati dibunuh akibat ulah manusia di sekitar hutan lindung di Malang, Jawa Timur, baru-baru ini menjadi sorotan. Lutung Jawa atau Lutung Budeng merupakan salah satu jenis monyet khas Indonesia yang dilindungi. Populasinya mulai langka sehingga terancam punah.

Sebagaimana diberitakan Antara, Selasa (11/8/20200, warga melaporkan telah menemukan seekor Lutung Jawa yang mati digantung di pohon dan tinggal menyisakan kepala serta kulitnya saja. Diduga, ini merupakan ulah perburuan liar.

"Kami mendapatkan informasi tadi malam. Namun, saat di lapangan kami terkejut, karena barang bukti secara utuh lenyap, dan hanya menyisakan potongan tangan lutung jawa yang terikat di pohon," ungkap Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nurwahid, dikutip dari Antara.

"Selain potongan tangan, ada sisa rambut dari lutung Jawa, dalam waktu yang sangat singkat, barang bukti hilang, tidak utuh," tambahnya.

Rosek melanjutkan, sebagian masyarakat percaya bahwa memakan daging Lutung Jawa bisa meningkatkan vitalitas dan untuk mengobati berbagai macam penyakit, kendati hal tersebut belum diujikan dan terbukti secara klinis.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, pelaku perdagangan termasuk pemburu liar satwa yang dilindungi, bisa dikenakan hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp100 juta.

Lutung Jawa termasuk jenis hewan diurnal alias binatang yang aktif pada siang hari, terutama untuk mencari makan. Primata bernama latin Trachypithecus Auratus ini biasanya berkeliaran di atas pepohonan untuk memakan daun-daunan, buah-buahan, bunga, bahkan larva serangga.

D. Macdonald dalam The New Encyclopedia of Mammals (2001) menyebutkan, Lutung Jawa punya ekor yang sangat panjang, bahkan seringkali berukuran dua kali lebih panjang dari tubuhnya. Ukuran panjang ekor Lutung Jawa bisa mencapai 98 macam, sedangkan tubuhnya hanya sekitar 55 cm.

Lutung Jawa biasanya hidup dalam kelompok sosial yang terdiri dari satu atau dua ekor jantan dewasa, dan selebihnya beberapa ekor betina beserta anak-anaknya, demikian tulis K.M. Kool lewat "Behavioural Ecology of the Silver Leaf Monkey" dalam jurnal Primate Eye (Vol, 1991).

Habitat & Jenis Lutung Jawa

Dikutip dari “The Nomenclature and Taxonomy of the Colobine Monkeys of Java” karya V. Weitzel dan C.P. Groves yang terhimpun dalam International Journal of Primatology (Vol. 6, 1985), Lutung Jawa, sesuai namanya, dapat ditemukan di Pulau Jawa, baik bagian barat, tengah, maupun timur.

Akan tetapi, jenis lutung ini juga ada di pulau-pulau sekitar Jawa, seperti di Bali dan Lombok, bahkan hingga di beberapa hutan di kawasan Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam.

Hasil riset D. Brandon-Jones dalam Raffles Bulletin of Zoology (Vol. 43, 1995) bertajuk “A Revision of the Asian Pied Leaf Monkeys”, serta karya C.P. Groves berjudul Primate Taxonomy (2001), membagi jenis sub-spesies Lutung Jawa berdasarkan area persebarannya, sebagai berikut:

  • Trachypithecus Auratus Auratus: Persebarannya terbatas di wilayah Jawa Timur, antara Blitar, Ijen (Bondowoso dan Banyuwangi), serta Pugeran (Mojokerto). Jenis yang lebih umum ditemukan di Jawa bagian timur, barat, hingga Gunung Ujung Tebu (Banten).
  • Trachypithecus Auratus Mauritius: Persebarannya terbatas di Jawa Barat sampai pantai utara Jakarta, pedalaman ke Bogor, Cisalak, dan Jasinga, barat daya sampai Ujung Kulon, kemudian sepanjang pantai selatan sampai Cikaso atau Ciwangi.
  • Trachypithecus Auratus Ebenus: Hanya dapat ditemukan di dekat Lai Chau atau dalam rangkaian Pegunungan Fan Si Pan di Vietnam.

Menurut “The Silver Leaf Monkeys (Presbytis Auratus) on Lombok Island" dalam American Journal of Primatology (Vol. 11, 1986) hasil riset J. Supriatna dan kawan-kawan, disebutkan ada sekelompok kecil jenis Lutung Jawa di Pulau Lombok, juga Bali, dengan ukuran yang lebih besar.

Populasi Lutung Jawa

Javan Langur Center (JLC) mencatat, pada 2010, populasi Lutung Jawa hanya sekitar 2.700 ekor yang tersebar di seluruh wilayah Jawa, termasuk di berbagai lokasi hutan lindung, taman nasional, suaka marga satwa, dan taman hutan raya, demikian dilansir Mongabay (9 Desember 2018).

Pihak JLC, dikutip dari Antara (28 Oktober 2014), menyebut bahwa spesies Lutung Jawa pada 1999 dimasukkan ke dalam kategori konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar (CITES) lantaran populasinya terancam punah. Oleh karena itu, Lutung Jawa dilindungi keberadaannya.

Masalahnya, populasi Lutung Jawa semakin menurun karena ulah manusia, seperti yang ditemukan baru-baru ini di Malang. Lutung Jawa banyak diburu manusia untuk diperjualbelikan secara ilegal, termasuk perdagangan melalui jejaring online.

Selain itu, kian sempitnya habitat akibat berbagai sebab, seperti kebakaran dan pembukaan hutan, perubahan iklim yang tak menentu, menipisnya persediaan pangan, dan beberapa faktor lainnya, membuat populasi Lutung Jawa semakin terancam.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH