tirto.id - Istilah “data” dalam dunia mobile melekat sebagai besarnya biaya yang harus dibayar dalam setiap paket internet di dalam ponsel pintar. Di Indonesia, perusahaan provider seluler menawarkan beragam paket biaya untuk menebus berapa besar data yang bisa dinikmati oleh para pengguna smartphone.
Telkomsel SimPATI misalnya, menawarkan data sebesar 5GB (gigabyte)yang harus ditebus dengan uang Rp36.000 untuk berlaku selama sepekan. Sedangkan XL Axiata menjual paket internet sebesar 6GB dengan biaya Rp100.000 untuk masa pakai selama sebulan.
Nilai rupiah yang sudah berbentuk paket data dalam ponsel pintar bisa digunakan untuk kepentingan teks, video, maupun audio. Merujuk kalkulator data yang dirilis Verizon Wireless, data sebesar 5GB, bisa tersusun atas 25 e-mail yang dikirim/diterima setiap hari, 50 halaman situsweb yang dikunjungi setiap hari, 15 lagu streaming setiap hari, 10 video streaming setiap hari, 5 menit video calling setiap hari, 10 foto yang diunggah/diunduh setiap hari, serta 15 menit petunjuk peta online setiap hari.
Selain berhubungan dengan konsumsi internet, istilah “data” juga sering digunakan untuk istilah “big data" di era teknologi digital. Apa sesungguhnya makna dari “data" itu?
Secara umum, merujuk buku berjudul Information Technology: An Introduction for Today’s Digital World karya Richard Fox, data merupakan masukan (input) yang diterima oleh manusia maupun komputer. Bagi manusia, data diterima melalui indera mereka. Ia bisa berupa tanda, suara, aroma, maupun rasa.
Bagi komputer data merupakan nilai yang dimasukkan oleh penggunanya. Ia bisa berupa data kamera, mikrofon, ataupun barcode, dengan terlebih dahulu mengkonversi data agar dapat dipahami komputer. Fox mengatakan bahwa data terkait erat dengan informasi, atau informasi merupakan data yang diproses.
Apa yang diungkap Fox senada dengan pendapat Dr. Udjianna Pasaribu, seorang pengajar di Institute Teknologi Bandung (ITB). Udjianna menerangkan bahwa data terkait erat dengan informasi dari suatu objek atau suatu individu. Dalam bentuk apapun data dapat dimanfaatkan, terutama jika sudah terkait dengan komputer.
“Dengan data kita bisa bicara (tentang) apapun juga,” kata Udjianna kepada Tirto.
“Kaum awam menganggap data yang bersifat kualitatif seperti jenis kelamin, warna rambut, suku bangsa, atau alamat, tidak bisa diolah. Padahal ketika masuk mesin telah berubah jadi angka (dan dapat diolah),” tambahnya.
Merujuk pengertian data menurut Techterms, data merupakan suatu informasi yang diproses atau disimpan oleh komputer. Ia bisa berupa dokumen teks, gambar, audio, hingga aplikasi komputer. Pada tingkatan paling fundamental, data komputer disusun atas kumpulan kombinasi biner.
Biner merupakan sistem nomor basis 2 yang diperkenalkan oleh Gottfried Leibniz, seorang ilmuwan Jerman dalam karyanya berjudul “Essay d'une nouvelle science des nombres” yang dipublikasikan pada 1701. Sistem ini hanya mengenal dua nomor: 0 dan 1. Secara sederhana, 0 merepresentasikan “off” dan 1 merepresentasikan “on”. Bisa diartikan bahwa 0 berarti “tidak ada arus listrik” dan 1 berarti “ada arus listrik.”
Sistem yang terlihat sederhana ini merupakan sistem yang paling efisien mengendalikan logic board, printed circuit board, atau mother board, sebagai perangkat keras dasar yang menyusun sebuah komputer. Kombinasi dari hanya 0 dan 1 itu merupakan pembentuk dunia komputer hari ini.
Data yang telah dikonversi menjadi biner itulah yang kemudian bisa diproses komputer. Komputer mengenal istilah bit, kependekan dari binary digit atau digit biner. Satuan terkecil dari data yang dikenal komputer. Bit hanya berisi 1 atau 0. Untuk mengukur besaran data dikenal istilah byte. Satu byte setara dengan 8 bit atau 8 karakter kombinasi antara 0 dan 1.
Nama “Tirto.id” misalnya, bila dikonversi dalam bentuk biner akan menjadi “01010100 01101001 01110010 01110100 01101111 00101110 01101001 01100100”. Ia tersusun atas 64 bit kombinasi 0 dan 1. Ukuran file “Tirto.id” berada di angka 8 byte.
Konkretnya, untuk memahami “data sebesar 1GB” setidaknya memiliki dua arti. Ia bisa berupa data tunggal atau data gabungan. “Datanya macam-macam kalau 1GB itu, bisa datanya yang panjang bisa juga datanya (berbentuk) metrik. Bisa saja 1GB itu kalau dalam genetikan hanya data dari satu individu dengan bermacam penyakit misalnya. Tapi kalau data online itu (misalnya) data seribu konsumen dengan nama, jenis barang,” kata Udjianna.
Secara matematis, data 1GB setara dengan 8.589.934.592 bit data, kombinasi antara 1 dan 0 (1 Gigabyte =1.073.741.824 Bytes). Jika 1GB itu merupakan ukuran file video, artinya file video tersebut tersusun atas 8.589.934.592 kombinasi 0 dan 1.
Secara sederhana, ini bisa diartikan bahwa untuk menampilkan sebuah teks “Tirto.id” memerlukan data sebesar 8 byte. Bila ada “paket data” sebesar 1GB, paket tersebut bisa dimanfaatkan untuk berkirim pesan teks "Tirto.id" melalui pesan instan WhatsApp sebanyak 134.217.728 kali (hasil pembagian total bit dengan 64 bit).
Dengan pemahaman tersebut, data yang tertera dalam “paket data 15GB” misalnya, merupakan suatu referensi ukuran file digital yang bisa dinikmati pengguna. Ia bisa berupa satu file utuh berukuran 15GB atau kombinasi dari beragam data yang jika diakumulasi menjadi 15GB. Berkat "data" pula bisa membuat ponsel pintar dalam genggaman bisa "bernyawa" menemani aktivitas keseharian kita.
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra