Menuju konten utama

Mengenal Akulturasi Budaya: Pengertian, Penyebab dan Contohnya

Akulturasi adalah perpaduan antarbudaya dan menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut.

Mengenal Akulturasi Budaya: Pengertian, Penyebab dan Contohnya
Sejumlah warga keturunan Tionghoa mengarak patung Kong cho Lok waya saat perayaan Cap Go Meh di Indramayu, Jawa barat, Jumat (14/2/2020). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/ama.

tirto.id - Dalam ilmu sosiologi, terdapat konsep bahwa tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri. Konsep ini terwujud pada konsep perubahan sosial.

Terdapat beberapa konsep perubahan sosial, salah satunya akulturasi. Secara etimologi, istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin, yaitu acculturate yang berarti “tumbuh dan berkembang bersama”.

Sebagaimana dikutip dari modul Akulturasi Kebudayaan pada Masyarakat di Wilayah 3T (2017), secara umum pengertian akulturasi adalah perpaduan antarbudaya dan menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut.

Akulturasi kebudayaan terjadi karena unsur budaya yang baru dinilai memberikan manfaat bagi kehidupan suatu masyarakat.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi budaya adalah hasil interaksi manusia berupa percampuran dari beberapa macam kebudayaan secara perlahan menuju bentuk budaya baru.

Sementara menurut Bapak antropolog Indonesia Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa.

Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kembali ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.

Penjelasan dan Penyebab Akulturasi Budaya

Dilansir darie-Modul Sosiologi, akulturasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing

sedemikian rupa.

Maka dari itu, unsur-unsur kebudayaan asing yang ada lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan.

Proses akulturasi berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung dari persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk.

Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.

Syarat terjadinya proses akulturasi, yaitu:

  • Persenyawaan (affinity) atau penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut;
  • Keseragaman (homogenity), seperti nilai baru yang tercerna akibat keserupaan tingkat dan corak budayanya.

Akulturasi sendiri bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.

  1. Kontak sosial pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian masyarakat, atau bahkan antarindividu dalam dua masyarakat.
  2. Kontak budaya dalam situasi bersahabat atau situasi bermusuhan.
  3. Kontak budaya antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa, teknologi, kemasyarakatan, agama, kesenian, maupun ilmu pengetahuan.
  4. Kontak budaya antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau sedikit.
  5. Kontak budaya baik antara sistem budaya, sistem sosial, maupun unsur budaya fisik.

Contoh Akulturasi Budaya

Menurut modul Multikulturalisme Makanan Indonesia, Indonesia terkenal dengan keragamannya.

Ragam budaya ini dapat tercermin dalam segi apa pun.

Berikut contoh akulturasi di Indonesia dari segi makanan hingga bangunan.

  • Masjid Cheng Ho
  • Mi Ayam
  • Semur
  • Kue Lapis Legit
  • Soto
  • Pie susu
  • Museum Kebangkitan Nasional
  • Kereta Singo Barong
  • Batik lasem

Baca juga artikel terkait AKULTURASI BUDAYA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Maria Ulfa