Menuju konten utama

Mengapa YouTube Rewind 2018 Jadi Video Paling Banyak Tak Disukai?

Video tersebut tak disukai oleh jutaan pengguna YouTube.

Mengapa YouTube Rewind 2018 Jadi Video Paling Banyak Tak Disukai?
Ilustrasi Youtube Rewind. FOTO/Youtube

tirto.id - Tahun 2018 akan menyisakan catatan bersejarah: YouTube Rewind 2018 menjadi video dengan jumlah dislikes terbanyak sepanjang sejarah platform tersebut. Hingga tulisan ini dibuat pada 17 Desember 2018, video berjudul “Everyone Controls Rewind” tersebut sudah disaksikan sebanyak 139.677.838 kali, dengan jumlah likes 2,3 juta, dan jumlah dislikes mencapai 13 juta.

YouTube Rewind merupakan kompilasi video yang merangkum beberapa peristiwa di platform tersebut selama setahun terakhir. Dimulai sejak 2010, hingga kini YouTube menjadi tradisi setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada kreator konten dan pelanggan YouTube.

YouTube Rewind tayang perdana pada 13 Desember 2010 dan diunggah ke dua kanal: YouTube Trends dan YouTube Spotlight. Video berjudul "2010 YouTube Rewind: Year in Review" dengan durasi 1:25 menit tersebut melansir 10 video paling populer di YouTube sepanjang tahun. Disaksikan 4.921.964 kali, video tersebut mendapat 44 ribu likes dan hanya 3,3 ribu dislikes.

Video “YouTube Rewind 2011” membawa konsep selayaknya acara televisi dengan panduan presenter Rebecca Black: penyanyi yang tenar dari YouTube sejak videoklipnya, “Friday”, menjadi viral dan ditonton sebanyak 128.190.415 kali. Namun, jumlah dislikes-nya mencapai 3,3 juta, berbanding 908 ribu kali.

Rewind YouTube Style 2012” dianggap sebagai video YouTube Rewind terbaik. Selain ditonton sebanyak 189.682.087 kali, jumlah likes-nya pun mencapai 1,3 juta, sementara jumlah dislikes hanya 81 ribu.

Pada 2012 pula untuk pertama kalinya muncul dua buah video dengan jumlah penonton yang memecahkan rekor: "Gangnam Style" dan episode ke-17 Masha and The Bear, “Recipe for Disaster”. Masing-masing dari video tersebut ditonton hingga 3,2 miliar kali dan 3,3 miliar kali. Namun, rekor tersebut dipecahkan oleh video klip “Despacito” yang hingga kini masih menjadi video dengan penonton terbanyak sepanjang sejarah YouTube: 5,7 miliar.

Tahun 2017 dapat dikatakan sebagai awal mula keburukan YouTube Rewind. Dengan judul “YouTube Rewind: The Shape of 2017”, video tersebut menuai empat juta likes dan dua juta dislikes. Banyak yang beranggapan hal itu terjadi karena YouTube tidak menyertakan PewDiePie, kanal YouTube dengan jumlah subscribers terbanyak (77 juta hingga sekarang).

Kenapa YouTube Rewind 2018 Banjir Dislikes?

Dalam “Everyone Controls Rewind”, YouTube sejatinya melakukan terobosan yang cukup apik melalui penggabungan antara animasi dengan koreografi live-action. Hal tersebut disesuaikan dengan tema YouTube 2018 yang mengacu kepada “Fortnite Battle Royale”: permainan aksi tembak-menembak paling populer saat ini yang dapat dimainkan hingga 100 orang bersamaan.

Persoalannya, selain eksekusinya yang ternyata menghasilkan video buruk, YouTube Rewind 2018 juga menghadirkan beberapa tokoh ternama yang tidak besar dari platform tersebut seperti Will Smith atau Ninja yang lebih dikenal sebagai kreator konten di Twitch (platform berbasis video lainnya dari Amazon). Selain itu, ada tiga hal yang tidak disertakan YouTube dalam YouTube Rewind 2018, kendati memiliki efek besar dan popularitas yang begitu tinggi di tahun 2018.

Pertama adalah film dokumenter viral tentang Jake Paul yang dibuat oleh Shane Dawson berjudul “The Mind of Jake Paul”. Kedua, salah satu acara live paling sukses di YouTube dan sejarah olahraga amatir: “KSI VS. Logan Paul”. Ketiga, dan ini yang paling menyita perhatian: tidak ada PewDiePie, sehingga membuat ribuan fans kanal tersebut menyerang YouTube.

Melalui videonya berjudul “YouTube Rewind 2018 Review”, Felix Arvid Ulf Kjellberg, orang Swedia berkebangsaan Inggris sebagai tokoh di balik kanal PewDiePie, turut merespons YouTube Rewind 2018. Ia justru merasa bersyukur karena tidak terlibat sama sekali dalam video buruk tersebut. Selain itu, Kjellberg juga mengkritik

"Saya nyaris gembira karena tidak ada di dalamnya, karena video tersebut dalam beberapa titik amat aneh. [YouTube] Rewind mestinya jadi semacam penghormatan kepada para pembuat konten tiap tahunnya. Hal itu yang bikin kami merasa keren untuk terlibat di dalamnya.”

Kjellberg juga turut mengkritik Fortnite sebagai gim yang sudah usang, selain itu juga banyak orang yang selama ini tidak terkait YouTube terlibat dalam video tersebut. Lainnya, YouTube juga tidak memberi penghormatan terkait kematian aktor Stefan Karl Stefánsson.

Tidak hanya Stefánsson sebetulnya. YouTube Rewind juga tidak memperingati kematian tokoh-tokoh ternama lain yang meninggal di tahun 2018, seperti: Stephen Hawking, Avicii, TotalBiscuit (John Peter Bain), XXXTentacion (Jahseh Dwayne Ricardo Onfroy), Mac Miller, Stan Lee, dan Stephen Hillenburg. Hal ini jelas merupakan preseden buruk dari YouTube, mengingat kematian para tokoh tersebut sangat berpengaruh bagi komunitas YouTube.

Melalui juru bicaranya, YouTube kemudian turut merespons kritik dan fenomena dislikes terbanyak sepanjang sejarah ini.

“Setiap kami merilis video Rewind di akhir tahun, tujuan utama kami adalah merekatkan hubungan dengan komunitas. Hal ini termasuk liking dan disliking video terkait. Dengan jutaan komentar, jutaan likes dan dislikes, dan lebih dari 100 juta penonton, kami merasa senang dengan hasilnya,” ujar juru bicara tersebut kepada NME.

Infografik Youtube Rewind 2018 Rev

Infografik Youtube Rewind 2018 Rev

Tanggapan menarik dikemukakan Julia Alexander melalui laporannya di The Verge berjudul: “YouTube Rewind Hides Its Community’s Biggest Moments to Appease Advertisers”. Dengan memindai berbagai percakapan di media sosial, ia berkesimpulan bahwa YouTube Rewind kali ini hanya memajang para kreator yang "ramah iklan" dan sengaja tak menampilkan kreator yang terlibat kontroversi seperti Logan Paul dan PewDiePie.

Hal tersebut terjadi karena pengiklan tidak suka kontroversi. YouTube pun berusaha tampil manis dengan mengedepankan kreator yang dianggap baik, tidak nyeleneh, dan lurus-lurus saja semacam Casey Neistat, Lilly Singh, dan Liza Koshy.

Julia menulis:

“Para kreator itu dicintai dan memiliki pengaruh, tapi yang terpenting, mereka tidak kontroversial. Mereka bekerja dengan jenama-jenama papan atas dan selebritas kesohor, dan mereka mewakili peralihan menuju MTV digital yang sedang diupayakan oleh YouTube. Pesan dari YouTube ke para pemodal ini sangat jelas: mereka adalah orang-orang yang Anda inginkan untuk menginvestasikan waktu menonton dan video-video itulah yang seharusnya diberikan iklan”

Pada 2017 lalu, Kjellberg sempat memberi penjelasan mengapa PewDiePie tidak terlibat dalam YouTube Rewind 2017. Ia paham hal itu lantaran YouTube tidak ingin citranya rusak karena berkolaborasi dengan kreator konten yang kerap membuat kontroversi.

"Pada akhirnya, saya lebih peduli tentang YouTube. Saya peduli dengan apa yang baik untuk YouTube, apa yang baik untuk platform saya dan, apalagi, ya? Saya kurang tahu. Kembali membuat orang kesal, mungkin?”

Baca juga artikel terkait YOUTUBE atau tulisan lainnya dari Eddward S Kennedy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Eddward S Kennedy
Editor: Maulida Sri Handayani