Menuju konten utama

Menelisik Jejak Erwin Nafisa Sang Dokter Gelap

Nama Erwin Nafisa ramai dibicarakan di media sosial. Diduga dia adalah dokter gadungan dengan sederet gelar.

Menelisik Jejak Erwin Nafisa Sang Dokter Gelap
Ilustrasi dokter gadungan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Nama Erwin Nafisa mendadak ramai dibicarakan di Facebook pada 21 Desember 2020. Penyebabnya adalah poster acara diskusi daring yang diselenggarakan Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (PKT UGM) bertajuk Keberlanjutan (Sustainability) Upaya Eradikasi Polio di Masa Pandemi COVID-19.

Pada poster asli tertulis jadwal acara, yaitu 18 Agustus 2020, lalu daftar pembicara, dari mulai Dr. Vinod Kumar Bura, drg. Vensya Sitohang, M.Epid, DR. Dr. Harjadi Wibisono, MPH, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, dan dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D. Pada poster versi Erwin waktu kegiatan menjadi sekadar Selasa tanpa keterangan bulan dan tahun. Sementara pada pengisi acara, nama Riris Andono Ahmad hilang. Ia digantikan oleh 'Dr. dr. Erwin Nafisah Sp.An M.kes. MARS'.

Erwin memasukkan namanya sendiri dengan penambahan sederet titel dan mengunggah poster itu ke akun Instagram pribadi dengan nama @dr.erwin_nafisa.

Pada 21 Desember, PKT UGM menyatakan Erwin telah “mengambil, mengubah, dan menyebarluaskan media publikasi (poster) PKT UGM tanpa izin.” “PKT UGM tidak pernah melibatkan oknum 'Dr. dr Erwin Nafisa Sp.An M.kes. MARS' dalam kegiatan apa pun yang pernah kami selenggarakan,” tulis PKT UGM dalam laman Facebook, dikutip reporter Tirto pada Selasa (22/12/2020).

Sehari sebelumnya, dr. Arif Tri Prasetyo, M.Ked.Klin, SpBP-RE melalui akun Twitter @ariftri membeberkan sosok Erwin Nafisa. Cuitan Arif mendapatkan respons masif dengan 12,9 ribu cuitan ulang, 1,3 ribu cuitan kutipan, dan 36,6 disukai.

Mulanya Arif mengunggah sertifikat Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nama Dr. dr Erwin Nafisa Sp.An M.kes. MARS, Sp.DV, FINSDV. Dalam sertifikat tersebut tertera tanda tangan DR. dr. Muhammad Yulianto Listiawan, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV selaku ketua umum.

Arif yang bekerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merasa janggal pada gelar Erwin. “SpAn dan SpDV. Sudah selesai spesialis anestesi kok masih ambil spesialis dermatology dan venereology alias kulit kelamin,” cuitnya. (Reporter Tirto sudah memperoleh izin Arif untuk mengutip cuitan ini.)

Sp.An kepanjangan dari Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi dan merupakan gelar dokter spesialis.

Reporter Tirto mencoba menelusuri Linkedin Erwin Nafisah. Dalam laman jejaring profesional itu Erwin mendaku jebolan Fakultas Kedokteran UGM 2012-2015, spesialis anestesi UGM 2015-2017, dan magister ilmu kesehatan UGM 2017-2019.

Dalam kolom pengalaman bekerja, Erwin menuliskan pernah kerja paruh waktu di RS Awal Bros Hospital pada September 2014-September 2017, dokter paruh waktu di RS Mitra Keluarga pada September 2016-September 2017, manajer paruh waktu PT Affor Neon Jaya pada Agustus 2013 hingga saat ini, dan terakhir menjadi dokter spesialis anestesi di RS Bedah Surabaya sejak September 2014 hingga sekarang.

Erwin pernah mengunggah informasi lowongan pekerjaan untuk PT Affor Neo Jaya di laman Linkedin. Unggahan tersebut juga memuat sertifikat apresiasi atas namanya selaku Direktur Utama PT Affor Neo Jaya.

Dalam keterangan di akun Instagram miliknya dengan nama @dr.erwin_nafisa, ia mencantumkan Departemen Medik Anestesi RSCM, Ahli Bedah Kulit Indonesia, dan CEO Pounder Aesthetic Clinic Dr Erwin. Akun tersebut kini tidak bisa diakses.

Koordinator Humas Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Yani memeriksa data kepegawaian tempatnya bekerja, mencoba mencari nama Erwin Nafisa dan hasilnya nihil. “Nama tersebut tidak tercatat dalam data SDM di RSCM,” ujarnya kepada reporter Tirto, Selasa.

Sementara Kepala Humas dan Protokol UGM Iva Ariani juga ikut mencari nama tersebut dalam daftar alumni dan hasilnya sama. “Enggak menemukan di data alumni. Kami coba cermati lagi,” ujarnya kepada reporter Tirto.

Reporter Tirto menghubungi tempat teranyar Erwin bekerja, RS Bedah Surabaya. Seorang resepsionis yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa tidak ada pegawai bernama Erwin Nafisah. Menurutnya hanya ada satu dokter bernama Erwin yakni dr. Erwin Ramawan, Sp.OT (K), FICS. Dia dokter ortopedi.

“Tidak ada dokter yang bekerja dengan nama itu maupun dokter yang pernah bekerja di sini,” ujarnya kepada reporter Tirto.

Kami menghubungi PT Affor Neo Jaya, perusahaan kosmetik dan produk kecantikan yang beralamat di Makassar, Sulawesi Selatan. Pendiri sekaligus CEO PT Affor Neo Jaya Nurlinda Dwi Sukti mendaku tidak mengenal Erwin Nafisah.

“Maaf tidak kenal atas nama itu. Mungkin orang yang memanfaatkan sosial media secara negatif,” katanya.

Baca juga artikel terkait PENIPUAN atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Rio Apinino