Menuju konten utama

Mendag Pastikan Stok Bahan Pokok Stabil Ramadan Ini

Kemendag menegaskan stok dan harga sejumlah barang pokok terkendali saat Ramadan, termasuk komoditas yang sempat fluktuatif seperti bawang putih.

Mendag Pastikan Stok Bahan Pokok Stabil Ramadan Ini
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) berbincang dengan anggota Komisi VI DPR sebelum mengikuti rapat kerja (raker) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/5). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan bahwa memasuki bulan Ramadan, stok dan harga sejumlah barang pokok terkendali, termasuk komoditas yang mengalami pergerakan harga seperti bawang putih.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam keterangan pers yang diterima mengatakan bahwa untuk bawang putih saat ini mulai berangsur stabil setelah Pemerintah mengatur tata niaga impor dan menjembatani komunikasi antara importir, distributor, pedagang besar, dan ritel modern.

"Secara historis pada 2013-2016, menjelang puasa dan Lebaran terjadi kenaikan harga untuk beberapa barang kebutuhan pokok karena kenaikan permintaan. Namun kali ini, pemerintah dapat mengantisipasi kenaikan harga tersebut," kata Enggartiasto.

Enggartiasto mengatakan, untuk memastikan stabilitas tersebut berlangsung tidak hanya selama Ramadan dan Lebaran, Kementerian Perdagangan terus mengintensifkan koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Bulog, dan Polri, khususnya Satgas Pangan yang kini telah terbentuk hingga tingkat Polres.

Berdasarkan catatan, hasil rakor dan pantauan lapangan di gudang Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan distributor di daerah menunjukkan stok barang kebutuhan pokok, khususnya beras, gula, tepung terigu, dan minyak goreng cukup untuk memenuhi kebutuhan puasa dan Lebaran 2017.

Menurut Mendag, data tahun 2013-2016 menunjukkan menjelang bulan puasa biasanya terjadi kenaikan harga untuk beberapa barang kebutuhan pokok yang disebabkan peningkatan permintaan seperti daging sapi, daging ayam, dan telur ayam, yang kurang lebih berkisar 0,97-9,6 persen.

Sedangkan untuk beberapa komoditas seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, dan kedelai relatif stabil.

Pada periode yang sama, khusus untuk komoditas hortikultura, kenaikan harga lebih disebabkan oleh kurangnya pasokan akibat cuaca ekstrim, seperti cabai merah keriting dan cabai merah besar yang naik antara 3,47- 23,13 persen.

Jika dibandingkan tahun lalu, lanjut Enggartiasto, perkembangan harga barang kebutuhan pokok H-7 dibanding H-30 puasa tahun 2017 umumnya dalam kondisi stabil.

Harga barang kebutuhan pokok yang naik pada 2017 pada periode tersebut hanya pada telur ayam (5,37 persen) dan bawang putih (13,70 persen).

Sedangkan tahun sebelumnya komoditas yang mengalami kenaikan harga sebanyak lima komoditas, yaitu gula pasir (9,80 persen), daging ayam (8,44 persen), telur ayam (5,37 persen), cabai rawit merah (5,87 persen), dan bawang putih (6,38 persen).

"Untuk mencapai target inflasi 2017 perlu dilakukan antisipasi kenaikan harga menjelang Puasa dan Lebaran 2017 baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, terutama inflasi volatile food yang harus dijaga di bawah lima persen," kata Enggartiasto.

Baca juga artikel terkait PENGENDALIAN HARGA BAHAN POKOK atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri