tirto.id - Tunduk ketika mendaki, tetap tegak ketika turun...
Beriringan melintasi lereng bukit, menyusuri hutan rimba, menapaki hamparan pasir hingga berpeluk erat ketika menggapainya. Sebuah perjalanan yang menyatukan jiwa-jiwa manusia dengan alam dan Sang Pencipta.
Perjalanan para petualang menapaki langkahnya di puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa, puncak itu adalah Gunung Semeru yang memiliki ketinggian mencapai 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Selain itu gunung yang dikenal dengan sebutan Puncak Abadi Para Dewa tersebut merupakan gunung tertinggi ke tiga di Nusantara setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
Banyak cerita rakyat ataupun legenda terkait gunung itu mulai dari kisah para dewa memindahkan puncak Mahameru agar Pulau Jawa stabil hingga kisah sepasang kekasih yang melahirkan mitos tanjakan cinta dan beberapa cerita dari pendaki soal keangkeran gunung tersebut.
Dalam kisah pemindahan Mahameru, beberapa bagiannya berguguran dan menjadi gunung-gunung yang berjajar sepanjang Pulau Jawa, yakni Gunung Katong (Lawu), Wilis, Kampud (Kelud), Kawi, Arjuna (Arjuno), dan Gunung Kemukus (Welirang).
Kini gunung dengan keindahan alam yang elok ini menjadi gunung paling favorit bagi para pendaki di Indonesia, sehingga pengelola membatasi pengunjung hanya 500 orang setiap harinya, baik itu wisatawan, pecinta alam, masyarakat maupun peneliti demi menjaga keasrian dan ekosistem kawasan TNBTS.
Foto dan Teks: Zabur Karuru